Selamat Datang

Tuesday, 18 June 2013

GIVEAWAY Novel "When I First Met You"


Hai, hai :D
Wah, wah. Udah lama banget nih nggak nyapa pembaca blog tercinta. Haha.
Ok. Sehubungan terbitnya novel terbaru aku yang berjudul "When I First Met You". Dengan baik hati si penulisnya ini mau bagi-bagi gratis "When I First Met You"-nya. Ada yang mau? Pasti banyak donk ya.

Nah, kalo pada mau yang gratis-gratisan ini. Ayo ikutan giveaway novel "When I First Met You". Giveawaynya berlangsung dari tanggal 18 Juni 2013-30 Juni 2013 di perpanjang sampai 7 Juli 2013. Syaratnya mudah kok, ayo kita liat syaratnya di bawah ini.

  1. Kamu wajib follow twitter-nya @Melia_Lovey dan @MedpressFiksi. Dan mention sebanyak-banyaknya ke temen kamu tweet ini : 

    "Ayo ikutan #GANovelWhenIFirstMetYou by @Melia_Lovey @MedpressFiksi syaratnya lihat disini: http://melialoveyanti.blogspot.com/2013/06/giveaway-novel-when-i-first-met-you.html"

    Like Fan Page Melia Love disini : http://www.facebook.com/ImMelialove

    Dan add fb Media Pressindo disini : http://www.facebook.com/penerbit.medpress
  2. Buatlah satu notes di fb kamu yang berisi puisi singkat yang cute, romantis, dan boleh juga lucu dengan tema "When I First Met You (Ketika Aku Pertama Kali Bertemu Kamu)" terus post link notes kamu ke Fan Pagenya Melia Love dengan format :

    #GiveAway Novel When I First Met You puisi dariku : (link notes kamu)

    Contoh : #GiveAway Novel When I First Met You puisi dariku : https://www.facebook.com/notes/melia-love-yanti/jatuh-cinta/383564589231

    Puisi harus hasil karya sendiri, nggak boleh jiplakan. Jika ada yang hasil jiplakkan langsung dieliminasi. Setiap satu orang hanya boleh mem-post satu puisi.
  3. Promo puisi kamu boleh lewat Fb atau Twitter. Lewat twitter promonya harus pake hastag #GANovelWhenIFirstMetYou. Kumpulin like sebanyak-banyaknya dan buat puisi yang paling bagus, ngena di hati pembaca.

Mudah bukan syaratnya?

Untuk 3 orang pemenang yang berhasil ngumpulin like sebanyak-sebanyaknya akan mendapatkan Novel When I First Met You Gratis + Tanda Tangan penulisnya.
Dan spesial buat satu puisi yang paling bagus dan ngena banget akan mendapatkan Novel When I First Met You Gratis + Tanda Tangan + Satu Pembatas Buku Cantik Buatan Tangan @Melia_Lovey :)
Ayo, ayo! Ajak temen-temen kamu. Buruan ikutan!

Saturday, 12 January 2013

Makanan Kesukaan : Bakso!!

 Nah, hayo siapa yang udah baca Novel Cinta Afika ?? Yang covernya kayak gini loh..




Pasti donk tahu di dalam novel itu Afika-nya ikutan jualan kan? Hayo.. Jualaan apa?

*menunggu jawaban* *mata kedip-kedip*

Yup!! Bener banget! dalam ceritanya Afika jadi anak penjual bakso yang ternyata cuma nolong aja bukan anak beneran. Heheh.
Di post kali ini, Mel pengen banget nyeritain soal Bakso ini. Siapa sih yang nggak suka makan Bakso coba? dari Nenek-nenek gigi ompong sampai anak kecil pasti juga suka sama Bakso. Tapi kadang-kadang anak kecil sukanya pentol Baksonya aja sih ya. Hehe :)

Dari si Mr. Google, yang ujung-ujungnya ke wikipedia. Mel baru tahu ternyata Bakso itu awalnya dari orang-orang Tionghoa yang tinggal di Indonesia. Bakso itu asal mula kata dari Bak-So yang artinya 'daging babi giling'. Kalo kayak gitu Mel jadi amit-amit mau makannya >,< Untungnya itu cuma arti kata aja.

Di Indonesia, Alhamdulillah bakso udah bersertifikat HALAL, karena dagingnya merupakan dari daging sapi giling gitu. Walaupun beberapa berita di akhir tahun kemarin, muncul isu-isu soal Bakso yang isinya daging babi. Enak kalo babinya itu warna pink, imut, lucu yang kayak boneka. Tapi kan babi jenis itu jarang ada di Indonesia. Jadi kebayang donk kan kayak gimana babi yang di buat untuk bakso itu. Mel nggak kebayang deng! Ngeri euy..

Untungnya, pemerintah Indonesia cepat tanggap, dan semua bakso yang berjenis ini segera di musnahkan dari pasaran. Sebab ada beberapa penjual bakso yang nggak jujur soal daging giling yang di pakai dalam baksonya. Jadi para pencinta Bakso masih bisa dengan lega makan baksonya sebanyak mungkin. :D

Lanjut..

Tahu kan Bakso itu banyak macamnya. Ada bakso Solo, ada juga bakso Malang. Soal kenapa Bakso ini berembel-embel nama daerah di belakangnya, jadi gini ceritanya.. *duduk bersila*
Penjual Bakso yang ada di Indonesia itu kebanyakkan orang Jawa. Di Jawa yang terkenal suka jualan Bakso itu orang wonogiri dan malang, sedangkan pusat baksonya sendiri ada di Solo dan juga Malang. Itu kenapa kalau baksonya dari Solo, namanya bakso Solo, kalau dari malang baksonya dari Malang. Ya begitulah ceritanya..

Tapi..
Ada tapinya nih ya..
Beda dari bakso Solo dan Malang itu, menurut Mel sih cuma dari pangsit yang ada di Bakso. Jadi kalau bakso Solo itu biasanya hanya terdiri dari Mie kuning, mie putih, sayur sawi dan Bakso juga di tambahi taburan irisan daun-daun ijo (lupa namanya apa) plus bawang goreng. Nah, untuk Bakso Malang, ada pangsitnya, biasanya pangsit goreng. Gitu aja sih bedanya, toh tetep aja kalau makannya ntar di tambah kecap, saus, sama yang suka pedes bisa nambah cabe yang udah di siapin ampe 3 sendok. Doer-doer deh tuh bibir. Hihihi


Berhubung Mel domisilinya di Sumatera, tepatnya Sumatera Selatan di Kabupaten Musi Rawa. Jadi Mel ngebahas bakso yang sekiranya Mel tahu di daerah ini aja ya..
Mel jarang nemu Bakso Malang di sini, kebanyakan Bakso Solo dengan nama yang berbeda-beda. Ya misalnya aja nih Bakso Solo Abadi, Bakso Solo Jati, sampe Bakso Solo yang suka keliling di deket rumah, Bakso Solo-nya Gareng.
Nanti besok-besok kalau sempet Mel post soal bakso-bakso ini deh. Biar kalian bisa lihat penampakkannya kayak gimana.

Oke lanjut ~

Bakso itu banyak variasinya. Mulai dari bakso kecil-kecil, bakso tenis, bakso udang, bakso ikan, bakso gepeng, bakso tenis, bakso bola kaki. Satu lagi ada bakso yang namanya Bakso Raja, Mel kurang tahu bentuknya kayak apa karena belum pernah makan. Mel pernah liat di daftar yang ada di Bakso Solo Jati. Harganya Rp. 50.000-, mahal bener kan?! Nggak kebayang kayak apa itu gedenya bakso.

Mel pernah makan bakso dari jenisnya bakso telur- bakso yang isinya telur- sampai bakso urat, tenis, dan bola kaki. Mel juga nggak ngerti ya apa hubungannya bakso sama olahraga bola, sampe nama bakso merempet-rempet ke arah sana. Mungkin karena bentuknya bulet kali ya.

Untuk Bakso telor, urat dan tenis kalian pasti udah pada biasa makan kan? Gimana kalau bakso bola kaki? Nggak usah di bayangin itu segede bola kaki, nggak kok masih agak kecil. Gedenya itu sekira-kira kayak dua atau tiga bola tenis di jadiin satu. Lumayan gede kan? Isinya itu daging banyak banget, makanya Bakso ini salah satu favorit Mel. Bukan karena rakus ya, tapi rasanya kalau makan bakso biasa Mel suka kurang. Jadi kadang makan sampai dua mangkuk. Keliatan banget kan rakus!

Makanya, pelampiasanya jatuh ke bakso bola kaki, lumayan satu mangkok aja udah bikin perut udah kenyang buanget! Harganya masih murah berkisaran Rp. 19.000-17.000-, nah kalau bakso ini aja udah segitu gedenya bagaimana dengan bakso RAJA?!! *histeris*
Mel nggak bisa bayangin deh.. Mungkin kapan-kapan kalau Mel berani makan itu Bakso langsung Mel post. Atau siapa yang udah pernah makan bakso jenis ini? Tolong donk.. Di share di coment boleh.. Heheh.

Ya ~ segini dulu deh ngomongin soal Baksonya. Intinya Bakso itu merupakan salah satu makanan kesukaan Mel. Mel ngepost ini karena lagi kepengen makan bakso. Berharap ada yang baca post ini dan ngajak Mel makan bakso gratis gitu.. Yey!! #ngarep

Jadi para pencinta Bakso, bakso apa yang paling kalian suka? Share boleh... :)




Selamat Tahun Baru :D

Yakk!! Kapan Gue terakhir nulis di blog ini?? Udah lama banget keknya .__.

Maaf teman-teman semua lagi begitu banyak halangan dan rintangan yang membuat saya tidak bisa mengisi blog ini seperti biasanya. Oleh di karena berbagai hal dan persoalan, saya harus banyak beristirahat sejenak dari menulis blog ini. *pidato* -Padahal Males-

Jadi okelah lupakan saja alasan apapunnya yang pasti.. SELAMAT TAHUN BARU 2013! HAPPY NEW YEAR!!

Wah, nggak nyangka ya perasaan baru kemarin deh Gue nginjak 2012 sekarang udah 2013 aja. Dan Alhadulillah ya ternyata belum kiamat seperti yang di prediksi oleh kalender suku maya. Buktinya Gue masih sehat walafiat sempet juga nulis di blog ini dengan mata setengah watt. *bentar lagi kelelap ini*


Monday, 26 March 2012

YeY!! Novel Gue di Terbitin!!

Aaaaaa!!! Bahagianyaa... mungkin itu yang gue rasain beberapa minggu yang lalu. hehe
Sebenarnya kondisi tubuh gue bener-bener dalam keadaan nggak fit waktu itu. Tapi Allah selalu memberikan kejutannya ke gue ketika sakit itu.

Yup!!
Siang itu ketika gue sedang terkapar di tempat tidur dan nggak bisa apa-apa.
Cellphone gue berbunyi. Nomor nggak dikenal. Dan pas gue angkat ternyata itu dari penerbit. ITU DARI PENERBIIIITTT!!!! AAAAA!! PENERBIT. *sengaja tulisannya besar seolah-olah histeris gitukan ya.*

Alhamdulillahnya. Dari penerbit itu gue dapat rezeky. Alahamdulillah banget dah pokoknya walau lagi sakit gitu dapat kabar baik. Sampai gue sedikit menitikan air mata karena kabar gembira itu.. Thanks for My Lord Allah SWT. gue nggak bisa berucap apa-apa. Karena buat gue bersyukur di mulut aja itu nggak cukup buat ngeluapin bersyukurnya gue atas anugrahnya ini. hehe

So, begini ceritanya. Setelah di revisi ada beberapa sedikit gubahan dari editor gue di sana. Jadi buat yang pada baca sebagian isi novel itu yang udah gue posting di blog ini mungkin sedikit rada bingung. Karena nama karakternya sengaja di ubah. Tapi nggak apa-apa deh ya. Tetep kok jalan ceritanya sama. Sama-sama unik, lucu dan romantisnya hehe.

And Then..
Gue kasih tahu nih ya judul bukunya apa..

Jeng!! Jeng!! Jguaaaarrrr! *seolah-olah dalam pilem serem gitu.*

judul novel gue itu.... CINTA AFIKA.

Nah hayo yang baca judulnya kefikiran apa?? Pasti keinget cewe cilik lucu nan imut di iklah OREO kan?? Bukann.... Bukan dia yang ada dicerita gue.. Berhubung nama itu anak lagi booming banget sekarang makanya nama karakter gue diganti gitu sama nama dia. Biar kalian yang baca juga jadi seneng kan ngebacanya. :)

Ok guys,, tunggu aja ya bukunya. Bukunya bakalan terbit bulan Mei nanti. Dengan judul itu dengan pengarang Melia Lopek. *Itu nama pena gue* dan penerbitnya Media Pressindo. Mungkin buku gue nggak masuk gramedia, jadi buat yang mau nyari buku gue cari di toko-toko buku kecil aja ya atau di indomaret. Tapi kalo ada di gramedia Alahamdulillah ya... hihihi. Maklum deh buku novel kacangan. Hehe. *ini gue promo bahkan sebelum bukunya terbit* hehe

Ok Guys just waiting ya.... :D









Monday, 27 February 2012

Semester 6!! Ohh No...

Hai hai hai....

Udah Akhir Februari aje nih...
Nggak berasa.. udah menjajaki bangku perkuliahan ketingkat semakin tinggi. Semester 6 *nada datar*. Semester ENAMM!!! *nada tinggi* *histersis*

Berasa banget deh tuanya. Iya jadi kakak tingkat dari 2 angkatan bawah. ckckck. Gue belum genap 20 tahun tapi gue udah dipanggil mbak-mbak *nyesek*
Eh mau cerita-cerita dulu nih.. ada moment penting yang dilewatin beberapa hari lalu. *nggak deng beberapa minggu lalu kali ya. :p*

Huraaayyyy!!! udah genap setahun gue sama si jeleq pas tanggal 18 februari 2012 kemarin. asyikk.. :)
Senengnya karena dia lagi di palembang pas setahun kami. Kami nggak ngerayain kok. Cuma jadi moment aja hari itu dimana setahun kami udah sama-sama. Moment dimana kami sama-sama berdoa semoga ini nggak jadi setahun pertama doank. Tapi kami berharap ini adalah awal tahun untuk kami bisa melewati tahun-tahun berikutnya. :) Nggak perlulah merayakan setahunan, dua tahunan, tiga tahunan, yang perlu diinget itu kebersamaan untuk tetap bisa saling percaya, menjaga, menyayangi, de el el. Jadi nggak mesti inget setahun dua tahun tiga tahun yang mesti kita inget itu.. selamanya. :D

Ok balik ke permasalahan.
*dengan tatapan miris* Iya gue sekarang bener-bener semester enam.
Semester dimana penuh padatnya jadwal kuliah dan tugas yang menunpuk. ya ampunn..
Yang pasti semester ini bakal penuh perjuangan. Udah dosen-dosennya yang pada gokil, serem, de el el. dan begitu pula pelajarannya.
Tapi harus tetap semangat pantang menyerah itu menghadapinya. Merdekaa!! Hidup Mahasiswa!!

Galaunya semester ini satu.. ada beberapa buku yang dipegang tapi gue nggak ngerti isi bukunya apa. Isinya bahasa inggris semua. Dosen parah itu ngasih dua buku nggak ngira-ngira isinya mesti ditranslate dulu biar yang baca ngerti. hiks hiks :'(
Buku pertama itu ini nih...

                                                                Buku 1 - Tentang Penilaian Kelas

Ini buku keduanya...


                                                         Buku 2- Belom baca jadi nggak tau apa isinya. :p

 Dan buku ketiga...

                                              Wah ini buku paling tebel. dan isinya.. tolong ya jangan ditanya. 

Dan itulah tadi ketiga buku. yah walaupun tiga tapi kalo isinya bahasa yang tidak kita mengerti pasti susah juga. Kalo baca sih gampang. Memahaminya itu sulit. :)

Semoga semester ini dapat dilalui dengan nilai yang baik dan memuaskan. Aminnn. Eit, ntar dulu. Bukan nilai yang gue cari. Tapi ilmu yang bermanfaat. *Ganti doa* Semoga diberikan limpahan ilmu yang bermanfaat semester ini aminnn. :)

Thursday, 19 January 2012

Liburan!!!

Ini udah tanggal 19 Januari 2012!!

Ayeeeyyy kita udah ngelewatin tahun baru. dan ini hari kesekian gue ada dirumah...
Iya gue lagi libur. Setelah melewati UAS alias Ujian Akhir Semester 5. Akhirnya bisa liburan juga. dan liburannya nggak jauh-jauh kok pulkam alias pulang kampung.
Kalau libur gini ada enak dan nggak enaknya..
Enaknya : Gue bisa bebas dari segala macam yang namanya tugas kuliah yang bikin kepala mendadak botak. dan tentunya bisa ngumpul bareng keluarga. Serta bisa perbaikan gizi. :D
Nggak Enaknya : berhubung gue liburannya dihari orang kerja dan sekolah ya jadilah gue penuggu rumah. *sedih*

Udah seminggu ini anteng banget deh dirumah. Tapi ada beberapa kali juga sih jalan-jalan sama nyokap and adek2 gue. makan Sea Food sama makan di Oto Bento. Pas makan di Oto Bento gue sama sepupu nggak sama adek2 gue. Karena mereka pada sibuk sama kursus dan kerjaan rumah mereka. ckckck.

Ini nih foto gue pas di Oto Bento.

                                                 Makanannya lumayan enak dan murah loh :D


sayang pas makan seafood kemarin nggak sempet foto-foto. Hehehe

Sekian dulu deh ceritanya gue ya. Besok-besok gue cerita lagi deh acara liburan gue. :D



Monday, 21 November 2011

Novel Part 6 She is Different!


Vea dan Andan berjalan beriringan dijalan setapak yang ada ditaman itu. Mereka masih tersenyum-senyum mengingat kelakuan dua sahabatnya tadi.
“Ah! Akhirnya jadian juga mereka berdua.” Ucap Vea sambil menghela nafas panjang.
Andan tersenyum. “Trus kamu kapan jadiannya Ve?” tanya spontan.

Tuesday, 1 November 2011

Novel Part 5 Aisyah for Zerro

Hari libur, dari pada nggak ada kerjaan dirumah. Andan mampir kerumahnya Zerro. Kebetulan juga sahabatnya itu lagi ada dirumah nggak ngapelin si Aisyah.
“Bro! makan bakso aja yuk didepan.” Ajak Zerro
“Yang jualannya bapaknya si Vea itu ya??” Tanya Andan.
“Iya.. yang gue ceritain waktu itu.” Jawab Zerro singkat.
“Ogah ah! Lo nggak liat penampilan gue hari ini?? Ntar ketemu Veanya berabe gue.” Balas Andan.
Zerro memperhatikan temannya itu dari ujung kaki sampe ujung kepala. “Salahnya lo! Ngpain kerumah gue aja make baju kayak mo kondangan gitu?”
“Ye!! Siapa yang mau kondangan! Baju gue ya kayak gini mau gimana lagi.” Bela Andan.
“Kelewat keren tau nggak gaya lo! Sebagai seorang anak cupu dan bloon. Nggak pantes banget penampilan lo hari ini.” Komentar Zerro.
“Wajar kali bro! baju gue kan nggak semuanya lusuh kayak baju sekolah gue. Jadi gimana donk? Jadi nggak nih makan baksonya? Gue juga lagi pengen nih. Jarang-jarang gue makan pinggir jalan.” Ujar Andan.
Hari libur, dari pada nggak ada kerjaan dirumah. Andan mampir kerumahnya Zerro. Kebetulan juga sahabatnya itu lagi ada dirumah nggak ngapelin si Aisyah.

Wednesday, 26 October 2011

Novel Part 4 UKS


Andan duduk diam di tempat tidur yang ada diruang UKS. Dia hanya memperhatikan Vea yang bergerak mengambil kapas dan beberapa obat. Tanpa Andan sadari dia suka sekali melihat Vea bergerak. Sangat suka.
Vea berdiri dihadapan Andan. Dia nggak bisa duduk dikursi. Karena kalau duduk dia pasti nggak bisa menjangkau kepala Andan. Berdiri begini saja tingginya hampir sama dengan tinggi Andan yang sedang duduk. Tapi kalau berdiri dia bisa leluasa melihat kepala Andan. Andan nggak sadar bahwa kepalanya sedikit tergores dan lecet. Mungkin karena banyak banget yang menyapa itu kepala hari ini kali ya.
“Udah.” Ujar Vea setelah selesai mengobati kepala Andan.
Andan hanya terus menatap wajah Vea. Nggak tahu kenapa rasanya dia ingin berlama-lama diobati oleh Vea. Rasanya kenapa lukanya nggak lebih besar lagi aja biar Vea bisa ngobatinnya lebih lama. Tapi kalau lukanya lebih besar yang ada bukannya Vea yang ngobatin malah dokter donk.
Vea menatap mata Andan. “Ada yang salah ya sama aku?” Sambil menenglengkan kepalanya kesamping kanan. Persis seperti ketika dia mengelak bola kertas itu.
Yang ditanya diam. Nggak ngejawab apapun. Terpesona.

Tuesday, 25 October 2011

Novel Part 3 Beautiful Eyes VS Sweet Smile

Andan memasuki ruangan perpustakaan. Dia pusing nyariin Zerro nggak ketemu-ketemu. Jadi akhirnya memutuskan untuk keperpustakaan, niatnya mau pinjam buku buat ngerjain PR Fisika. Atau nggak, ngerjai itu PR diperpus.
Andan menelusuri rak-rak buku yang berjejer rapi. Perpustakaan lumayan sepi hari itu. Hanya ada beberapa siswa yang duduk sambil tepekur membaca buku. Suasana disini benar-benar sunyi. Kalau ada yang berisik sedikit aja pasti deh langsung dilempar apa ajah sama petugas perpustakaannya. Udah terang-terangan terpampang tulisan besar-besar DILARANG BERISIK. Jadi kalau masih saja ada yang berisik itu sangat tidak taat peraturan namanya. Seperti Andan hari ini yang bener-bener nyari ribut sama si Bapak petugas.
Baru juga mau narik satu buku. E, tiba-tiba buku lainnya ketarik dan berjatuhan kelantai menibulkan bunyi bak buk yang sangat tidak menyenangkan. Semua mata tertuju pada Andan. Termasuk mata si Bapak petugas perpustakaan. Sambil menurunkan sedikit kacamatanya. Si Bapak memandang Andan tajam. Yang dipandang salah tingkah. Lalu Andan membetulkan kembali buku-buku itu, merapikannya ketempat semula. Lalu berjalan kearah rak lain.

Andan berjalan perlahan. Sambil matanya menelusuri judul-judul buku yang tertera. Sampai akhirnya dia menemukan buku Fisika yang diinginkannya. Lalu Andan menarik buku itu namun disaat bersamaan seorang cewe juga menarik buku yang sama. Cewe itu menatap dari arah berlawanan dengan Andan. Dia lalu tersenyum melihat Andan. Melepaskan buku itu agar bisa diambil oleh Andan. Cewe itu Vea. Vea Lovisya.

Novel Part 2 BOLA KERTAS

“O.. gitu ceritanya.” Ucap Zerro sambil manggut-manggut. Setelah mendengar cerita Andan panjang lebar akhirnya Zerro mengerti kenapa Andan kesekolah naik angkot dan kenapa Andan pake handphone butut itu. Dan kenapa Andan juga pindah sekolah tentunya.
“Trus, lo dapet barang-barang itu dari mana?” Tanya Zerro lagi.
“Gue suruh Bi Surti nyariinnya dipasar loakkan. Syukur dapat semua. Hehe.” Jawab Andan ringan.
“Heuu! Pantes gue perhatiin lo lusuh banget kayak anak tukang bakso yang suka mangkal didepan gerbang komplek. Orang-orang juga nggak akan ngira lo itu anaknya Hadi Gunssmsmmsmsmsmmsmssmsmzzzmzm..” Ucapan Zerro terputus lantaran mulutnya dibekap sama Andan.

Novel Part 1 CHANGE!

“Ma, Andan udah mikir mateng-mateng. Pokonya Andan nggak akan pake apa pun. “ Ujar Andan mantap sambil melempar kunci mobilnya ke meja.
Mama Andan, hanya terbengong melihat ulah anak laki-laki satu-satunya itu. Sungguh nggak biasanya Andan kayak gini. Udah dari beberapa hari yang lalu Andan begini. Mulai dari nggak mau pake handphone bagus, gadgetnya semua dikasih ke Mama buat disimpan. Sekarang mobil juga? Apa nggak heran mamanya.

Wednesday, 12 October 2011

My First Date \^--^/

Halo... halo..... Jiahhh udah lama banget nih nggak ngeblog. :D

Well, this is it post di bulan oktober yang indah ini... (maklum lagi berbunga-bunga) hehe.
Lanjutt...

9 Oktober 2011, Minggu yang indah...
Hari ini aku fikir bakalan jadi hari minggu biasanya. Ya sebagai seorang mahasiswa nggak ada kerjaan lain kalau libur tu selain di kostan ngerjain tugas ato sekedar dengerin musik. Tapi hari ini maksud hatinya aku itu pengen jalan-jalan. Yah, sedikit menghilangkan penat setelah seminggu kuliah hehe.
Dan... taraaaa... jadi deh jalan-jalannya. Tepatnya sama si Dia. Hamdan Anshori Nasution. Iya, dia baru puolang tuh kepalembang. Dan aku dikerjain lagi waktu dia pulang.. aku kira dia masih dijakarta nggak taunya dia udah dipalembang hari kamis tanggal 6 Oktober 2011. Bener-bener bikin gondok waktu itu. Tapi nggak apa-apalah kan niatnya dia bikin kejutan. hehe...

Thursday, 21 July 2011

Masih Sama

Aku tersenyum.. Masih sama tetap padamu..
Aku melihat.. Masih sama tetap padamu..
Tapi..
Kau diam.. Masih sama tak mengubrisku
Kau acuh.. Masih sama tak ingin tahu

Aku berlari.. Kau mengejarku.. Masih sama menahanku..
Aku berhenti.. Kau Terpaku.. Masih sama berusaha meyakinkanku..
Aku berharap.. Kau pergi.. Masih sama tak pedulikanku..
Aku berusaha.. Kau tak mau tahu.. Masih sama begitu saja menjauhiku..

Air mata jatuh.. Masih sama berusaha membuatku tertawa..
Mulai merasa jenuh.. Masih sama berusaha untuk selalu ada..
Ada kegembiraan.. Masih sama berusaha untuk merasakan..
Butuh keyakinan.. Masih sama berusaha untuk menyakinkan..

Aku bertanya.. Kau tak jawab..
Kau berkata.. Aku tak berdaya..
Aku diam.. Kau menang..
Kau senang.. Aku menderita..

Masih sama.. Selalu begitu..

Monday, 23 May 2011

Kaki-Kaki Yang Bersedih

Aku... Tampil seksi setiap hari..
Memakai High Heels Model Terkini..
Tapi Tahukah kalian?
Aku letih.. Menginjak tempat..
Yang tak pernah diridhoi..

Aku... Selalu dirawat bersih..
Seperti Tak Bercela Aku Ini..
Tapi Tahukah kalian?
Aku letih.. Terus dipamerkan..
Dan berada ditempat yang tak mesti..

Aku.. Iri..
Pada Kaki-Kaki yang Terbungkus Rapi..
Dijaga agar tetap suci..
Selalu menginjak tempat-tempat yang diridhoi..

Ya Allah, Bisakah Engkau Sadarkan Pemilikku Ini?
Agar saat aku bersaksi diakhirat nanti..
Aku bisa berbangga hati..
Menceritakan indahnya menapaki..
Lantai-Lantai Suci Rumah-MU..
Dan.. tempat-tempat yang selalu Engkau Ridhoi

Friday, 29 April 2011

Satu Bidadari


Hujan turun rintik-rintik hari ini. Aku hanya tiduran dikasur hangatku. Minggu pagi yang dingin. Aku beranjak dari tempat tidur ku. Beranjak berdiri didepan cermin. Hanya sebentar lalu aku beranjak lagi kejendela. Hujan...  Benar ini hujan.. Hujan yang tiga tahun lalu mengantarku bertemu dengannya.
Masih sangat pagi. Aku bisa melihat perlahan-lahan kabut turun lalu menjadi cerah dengan diringi rintik-rintik hujan. Aku duduk termenung menatap keluar jendela. Kereta yang membawaku melaju pesat direl. Suaranya berderik-derik. Aku melirik jam ku. Masih pukul 06.15 WIB. Masih beberapa jam lagi aku sampai distasiun.
Hujan masih terus turun ketika aku sampai distasiun. Para penumpang berbondong-bondong keluar dari kereta. Aku memilih duduk ditempat tunggu penumpang. Menunggu jemputan. Beberapa kali aku menelfon kerumah kakek, tapi kakek bilang beliau tak dapat menjemput dan mengutus seseorang untuk menjemputku. Aku bertanya-tanya siapa yang rela pagi-pagi apalagi hujan begini menjemputku. Aku hanya duduk diam membaca buku. Tiba-tiba handphone ku berbunyi. Nomor tak dikenal. Aku tak menggubrisnya. Berbunyi lagi. Aku angkat dengan nada dingin.
“Halo?”
“Halo Asslamulaikum! Ardan ya? Ini Velisa. Kamu dimana Dan? Aku yang disuruh kakek buat jemput kamu.”
“Walaikumsalam. Aku diruang tunggu.” Jawabku singkat.
“Ok Aku kesana ya.”
Kemudian sambungan telfon diputus. Lima belas menit kemudian handphone ku berbunyi lagi. Nomor yang sama. Aku angkat tapi kemudian telfon itu langsung diputuskan. Seseorang mendekat. Aku terusik untuk melihat. Aku kaget ketika dia tersenyum padaku. Langkahnya pasti menuju kearahku. Gadis manis berjilbab coklat ini lalu berdiri dihadapan ku.
“Ardan ya?”
Dia tersenyum lagi, menunjukan kedua lesung pipinya. Manis. Untuk sesaat Aku terpukau. Kemudian kesadaran ku pulih lalu mengangguk.
“Velisa,” Ujarnya lalu mengulurkan tangannya.
“Ardan,” Aku membalas jabatan tangannya.
Hujan diluar berubah menjadi rintik-rintik. Kemudian berhenti. Selama itu aku mengobrol dengannya. Menunggu hujan reda. Dan selama itu aku tak bisa memalingkan pandanganku darinya. Aku hanya bertanya dalam hati. Tuhan tidak bermimpikah aku hari ini ?
Seminggu berlalu. Aku mulai terbiasa dengan kehidupan didesa kecil yang nyaman ini. Aku tahu sekarang siapa Velisa. Dia yang selalu datang merawat kakek dan membantu kakek ku selama ini. Rumahnya tidak jauh dari rumah kakek. Ayahnya seorang mantri dan ibunya seorang bidan. Kakek adalah pasien ayahnya, hampir setiap hari dia datang untuk menjenguk kakek. Walaupun kakek sudah ditemani oleh Mbok Ijah. Tetapi Velisa selalu datang untuk membantu Mbok ijah. Tak hanya membantu membersihkan rumah atau memasaak tetapi juga membantu merawat kakek. Sehingga dia dianggap kakek seperti cucu sendiri.    
Hari-hari berlalu, aku semakin akrab dengan Velisa. Dia gadis yang menyenangkan. Lucu, manis, mandiri, dan soleha. Apakah aku terlalu berlebihan jika memujinya seperti ini ? Aku sangat tertarik dengan kepribadiannya. Walaupun dia memakai jilbab tapi dia sangat simpel. Bagamana pun jilbab itu dipakainya dia tetap cantik. Dia cantik dengan sendirinya, wajahnya tak pernah berpoleskan make up, tak perlu dibuat cantik dia memang telah cantik dengan kesederhanaannya. Dia juga tak terlalu fanatik walaupun dia kurang lebih banyak tahu tentang agama tapi dia bisa mengondisikan dirinya sebagai seorang yang taat beragama dalam kehidupan yang modern.
“Ardan!”
Aku berbalik dan menghadapnya. Dia tersenyum.
“Jalan-jalan yuk!”
“Kemana?”
“Ikut aja! Yuk!”
Aku mengikutinya. Kami berjalan lumayan jauh, sambil bercerita sepanjang jalan. Dia terus menceritakan bagaimana kekagumannya dengan semua cipataan Tuhan. Dia juga menceritakan bagaimana kekagumannya pada para Nabi dan Rasul. Serta keinginannya untuk memiliki suami tamapan seperti  Nabi Yusuf, sabar seperti Nabi Ayyub, berani seperti Nabi Daud, Pintar seperti Nabi Sulaiman, dan yang pasti sorang imam dan pemimpin yang baik seperti Rasulullah SAW. Ketika dia mengatakan itu semua, aku rasanya ingin berkaca. Bisakah aku seperti itu ? Sesaat setelah itu aku seperti bermimpi menginginkannya.
Kami sampai dipadang ilalang. Sejauh mata memandang warna hijau lembut itu terbentang luas. Kami duduk dibawah pohon. Pohon yang sangat besar namun aku heran ada tangga-tangga kecil yang sepertinya memang sengaja dibuat dibatang pohon itu.
“Eh Dan, Mau lihat salah satu ciptaan Tuhan yang menakjubkan nggak?”
“Emang apa? Ada disini? Tanyaku.”
Dia mengangguk.
“ Kita naik keatas. ” Ujarnya lagi.
Dia menunjuk pohon. Lalu aku mengerti kenapa ada tangga-tangga kecil itu. Aku mengikutinya naik. Dia benar-benar terlihat telah biasa menaikinya. Lalu dengan lincah duduk sebuah dahan pohon yang besar dan kokoh. Aku duduk disampingnya.
“Lihat!” Katanya.   
Aku melihat kearah yang dia tunjuk. Bagitu melihatnya tak henti mulutku mengucapkan pujian-pujian untuk Allah SWT. Memandang padang ilalang nan hijau itu benar-benar menakjubkan. Apa lagi ketika mereka bergoyang-goyang ditiup angin lembut. Indah sekali.
Aku mengluarkan handphoneku lalu memotret keindahan ini. Kameraku arahkan ke Velisa, dia sedang menatap keindahan itu juga. Pandangannya lurus, aku menurunkan kameraku sedikit. Aku tak ingin hanya kamera ini yang memotretnya. Tapi mata ini juga akan memotretnya dan dia akan tersimpan lebih lama didalam memori otakku. Aku benar-benar terpesona, melihat bagaimana mata indah itu menatap jauh menikmati keagungan ciptaan Tuhan. Dia berbalik menghadapku. Aku gelagapkan lalu berpura-pura memotret lagi.
“Udah lihat kan ? Turun yuk!”
Aku hanya mengangguk. Tak tahu kenapa aku yang biasanya begitu biasa dengan setiap gadis yang aku temui. Aku yang biasanya selalu membuat para gadis berhenti melakukan sesuatu ketika aku berbicara. Aku yang begitu dikagumi. Tapi kini Aku yang sombong dengan semua itu. Kini hanya bisa tertunduk malu ketika Tuhan memperlihatkan padaku. Bagaimana DIA menciptakan seseorang yang sederhana ini tapi mampu membuat ku terpesona pada setiap geraknya, suaranya, bahkan saat dia berkedippun mampu membuatku terpaku.
Kami turun perlahan. Lalu Velisa berjalan kearah ilalang-ilalang itu. Aku makin terkagum ketika dia merentangkan tangannya, menikmati angin lembut membelainya, Jilbab ungunya berkibar-kibar. Aku tertegun lagi menatapnya.
“Dan, Kesini!!!”
Teriaknya mengagetkanku yang sedang menatapnya. Aku berjalan perlahan mendekatinya. Angin mulai membelai lembut tubuhku.
“Dan, mau lihat ciptaan Tuhan lagi nggak ? Ini nggak kalah indah loh ? Heheh” Ujarnya menggodaku.
“Hemm apa lagi ? Burung berkicau ? Angin ? Rerumputan yang bergoyang ini ?” Tanya ku jahil sambil mengambil salash satu ilalang kemudian mengarahkan ujungnya kehidungnya.
Dia berlari-lari menghindar ketika aku terus saja mengejarnya dengan batang ilalang itu. Aku tahu dia tak tahan geli. Kami menjauh dari pohon itu. Sepertinya sekarang kami telah begitu jauh masuk kepadang ilalang itu. Velisa berhenti, sambil memintaku untuk berhenti mengejarku dan mengelitiknya. Aku tertawa, membuang ilalang itu.
“Haduhhh Dan, capek! Kamu sih jahil banget,” Katanya lalu mendekat kearahku.
“Hahaha, Kamu sih Vel lucu sekali. Mudah banget geli.”
“Huft, kan wajar kalau aku orangnya penggeli. Aku kan cewe. Hehe” Ujarnya lalu memainkan matanya dengan berkedip-kedip lucu.
Aku menjitak kepalanya lembut. “Cewe dari mana ? cewe kok naik-naik pohon gede, maennya dipadang ilalang, makannya banyak, kalau naik skuter ngebut,” cerocosku.
Aku mengingat beberapa hari lalu ketika dia makan siang dirumah kakek dan lalu mengajakku kepasar naik skuternya. Aku rasanya sepot jantung saat itu. Aku hanya tersenyum mengingatnya. Aku melihatnya lagi. Dia sedang cemberut. Aku terpingkal-pingkal melihat ekspresi wajahnya. Pastilah dia cemberut karena perkataan ku tadi.
“Terus ajah deh ngejek aku. Nyesel loh ntar ngejek aku.” Katanya masih cemberut.
“Kesel kenapa emang ?” Tanya ku berhenti tertawa.
“Iya, nggak bisa lihat keindahan ciptaan Tuhan lainnya. Heheh” Ujarnya.
“Emang apa sih ?” Tanyaku penasaran.
“Mau tahu? “
“He’eh!” Kataku sambil mengangguk.
“Ini yang lagi dihadapan kamu ini. Ciptaan Tuhan yang paling langka dan limited edtion! Hehe” Katanya lalu tertawa.
Aku langsung ingin menjitak kepalanya. Dia menghindar lalu berlari lagi. Aku menangkap tangannya. Lalu menariknya kearahku. Dan kemudian dia terdorong kehadapanku. Aku menunduk melihat wajahnya tepat didaguku. Dia masih kaget karena tiba-tiba aku tarik. Lalu dia mendongak. Mata kami bertemu, Tuhan bisakah waktu diberhentikan untuk saat ini saja. Dia begitu terasa dekat. Dekat sekali. Rasanya aku ingin memeluknya, rasanya aku ingin merengkuhnya. Aku melepas tanganku. Jantungku berdegup kencang, aku sadar apa yang aku lakukan salah. Dia lalu mengerjap-ngerjapkan matanya lucu, lalu tersenyum. Dan menjulurkan lidahnya padaku. Lalu berlari lagi. Aku hanya terpaku. Masih bisa terlihat sinar dimata itu, masih bisa terasa kedekatan itu.
Kesadaranku kembali lalu melihatnya, dia hanya beberapa langkah dariku. Tersenyum. Aku bertanya-tanya apakah dia mendengarkan detak jantung ini. Benar-benar tak bisa aku kendalikan. Aku mengambil handphoneku. Lalu membidik kamera ku kearahnya. Setiap dia tersenyum, setiap dia bergerak, setiap mata itu berkedip. Aku ingin terus melihatnnya.
Tak terasa dua minggu lagi aku akan pulang kerumah. Rasanya aku tak siap dan tak akan siap untuk meninggalkan desa kecil ini. Meniggalkan mata indah itu, meninggalkan senyum manis itu, meninggalkan kedipan manja itu. Ya Tuhan jantungku terus berdegup kencang ketika mengingatnya.
Hari itu aku beranikan diri main kerumahnya. Sesuatu hal yang sudah ku lakukan sebenarnya. Tapi kali ini berbeda. Aku belum pernah keperkarangan belakang rumahnya. Dan Velisa juga tak pernah mengizinkan ataupun mengajakku kesana. Entahlah, dia seperti menyembunyikan sesuatu disana. Perkarangan itu ditutupi tembok tinggi, namun ada pintu kecil menuju kesana. Pintu kecil itu terletak disebelah kanan dan agak menjorok kebelakang. Aku tahu itu ketika aku bertanya apa yang ada dibalik tembok dan pintu kecil itu. Tapi dia hanya menjawab bahwa itu halaman belakang rumahnya.
Aku beberapa kali mengetuk pintu rumah itu. Tetapi tak ada juga yang menjawab. Mungkin Ayah dan Ibu Velisa sedang pergi. Tetapi kemana Velisa ? Tak biasanya sore-sore begini pintu terkunci dan Dia tak ada dirumah.
Aku berjalan kesamping rumah rasa penasaran ku timbul ketika melihat pintu kecil itu. Aku perlahan mendekatinya. Lalu aku dorong, tidak terkunci. Aneh. Lalu aku masuk. Halaman belakang  yang sangat luas. Tumbuh beberapa pohon disana, dan ada banyak pot-pot bunga kecil. Yang berisi bunga-bunga yang terawat dengan baik. Lalu tak berapa lama aku bisa melihat padang ilalang.  Aku berjalan pelan, menuju sebuah pohon.  Dari jauh aku seperti melihat sesorang yang duduk diatas snadaran bangku dibawah pohon itu. Merentangkan tangannya. Aku mendekat.
Aku benar-benar terpaku kali ini. Senyumnya terus mengebang, membiarkan angin membelai lembut rambutnya yang hitam panjang. Lalu dia berhenti merentangkan tangannya. Kepalanya ditekukkan kekanan. Dia tersenyum, menyingkirkan rambutnya dari wajahnya yang cantik. Lalu perlahan membuka matanya. Masih tersenyum. Lalu memandang ilalang itu dengan tatapan yang selalu aku rindukan sinarnya. Lalu dia berdiri merentangkan tangannya. Ketika angin semakin kencang berhembus lalu kemudian dedaunan yang telah lemah dari tangkainya berguguran jatuh ketanah. Aku benar-benar terpukau. Dia keindahan yang benar-benar indah. Tuhan benar-benar menciptakannya dengan segala keindahannya. Dibalik dedaunan yang berjatuhan itu aku bisa melihat dia tersenyum, senyum yang akan aku ingat selalu. Sebuah senyum dari seorang.. Bidadari.   
Aku masih tak sadar, ketika raut wajah itu berubah seketika melihatku. Air mata itu menetes dari pipinya. Velisa berlari kencang masuk kedalam rumahnya. Pintu belakang itu ditutup dengan kasar olehnya. Ya Tuhan. Aku lupa! Aku sedang memandangnya dari tadi. Aku sedang melihat apa yang dia sebut aurat. Ya Tuhan, Ya Tuhan! Itu adalah hal yang sangat berharga bagi Velisa. Yang sangat dia jaga. Yang sangat Bearti untuknya. Ya Tuhan. Kesadarnku kembali aku berlari mengejarnya. Menggedor pintu tak ada jawaban. Lalu keluar dari pintu kecil itu. Sungguh aku menyesal sekali. Ini adalah perbuatan yang sangat aku sesali, membuat sinar mata itu redup karena kecerobohanku yang tak bisa menahan diri. Aku benar-benar benci diriku sendiri. Aku kembali kedepan menggedor-gedor pinti depan sambil memanggilnya. Tapi tak juga ada yang menjawab. Baru kali ini rasanya aku ingin menangis karena rasa penyesalan yang sangat dalam dihatiku. Entah kenapa melihat butir-butir itu jatuh hatiku terluka. Rasanya sesuatu yang sangat kasar menarik jantung ku keluar tanpa ampun. Sakit sekali.
Semenjak hati itu. Aku tak pernah melihat Velisa. Hari kepulanganku telah tiba. Aku benar-benar ingin melihatnya untuk terakhir kalinya. Aku benar-benar memberanikan diri kali ini untuk datang kerumahnya. Bertekad untuk meminta maaf. Jika pun aku akan diminta bertanggung jawab aku akan lakukan. Asalkan aku tak melihat lagi butir-butri itu jatuh.
Aku sudah berada didepan rumahnya. Ketika aku melihat ayah Velisa memasukkan tas kedalam mobilnya. Aku mendekatinya.
“Maaf pak, Velisa ada?”
Ayah Velisa melihatku. Lalu tersenyum.
“Ardan. Ada waktu untuk ikut bapak sebentar?”
Aku hanya mengangguk. Aku bertekad apapun yang dilakukan Ayah Velisa terhadapku aku terima ini salahku. Aku ikut naik kemobil itu. Mobil terus melaju dijalan kecil lalu kejalan besar. Perjalanan terasa cukup lama. Karena aku dan Ayah Velisa hanya berdiam diri. Aku heran ketika kami masuk kesebuah rumah sakit. Aku terus mengikuti Ayah Velisa masuk kerumah sakit itu. Aku fikir dia mungkin ada keperluan sebentar dirumah sakit itu. Tapi aku salah, salah besar..
Aku terpaku didepan pintu kayu. Ada kaca kecil yang melekat dipintu itu yang membuat aku bisa melihatnya. Velisa terbaring kaku. Beberapa selang melekat ditubuhnya. Bunyi tut tut beriringan dengan garis naik turun yang ada dimonitor itu. Aku merasakan tubuhku mati saat itu juga.
Ayah Velisa datang mendekatiku. Dia berbicara tanpa aku minta.
“Velisa menderita lemah jantung udah dari kecil, dia tidak bisa terlalu senang ataupun terlalu sedih bahkan terlalu lelah. Setelah hari dimana kamu melihatnya, Dan. Dia menangis tak henti-henti, 3 hari berturut-turut. Dia benar-benar merasakan kehilangan sesuatu yang sangat berharga. Setiap hari isak tangis itu beriringi dengan ayat-ayat Al-Qur’an yang terus dia lantunkan. Sebagai orangtua kami benar-benar merasakan kepedihannya. Hari keempat, Velisa tak bisa bertahan. Kami tak mendengar lagi ayat-ayat Al-Qur’an itu dilantunkan. Dia benar-benar melawan rasa sakit ditubuhnya dengan rasa sakitnya kehilangan hal yang berharga itu baginya. Karena itu dia bertahan selama 3 hari. Dokter yang merawatnya selama ini pun heran. Bagaimana dia bisa bertahan selama itu. Oya Dan, ada pesan dari Velisa. Ini..” Kata ayah Velisa. Lalu menyodorkan sebuah kertas.
“Kertas itu kami dapat dalam genggamannya. Membacanya kami bingung Dan. Sebagai orang tua kami sejujurnya tak tahu harus berbuat apa. Dengan kondisinya yang begini. Dengan keadannya begini. Apa mungkin kamu..”
“Aku akan menikahi Velisa pak. Hari ini juga.” Ucapku tegas setelah membaca tulisan singkat itu.
Untuk yang selalu dalam lindungan Allah SWT, Ardan.
Maukah kamu menikahiku ?
Hanya itu yang ditulisnya. Hanya itu yang dia minta padaku yang telah melihatnya. Dia tidak minta ganti rugi atau apapun. Iya, yang harus aku lakukan adalah bertanggungjawab. Tak hanya kepada orang tuanya. Tetapi pada-Nya Allah SWT. Karena telah benar-benar berdosa.
Hari itu juga aku menghubungi orangtua ku. Meminta restu, alhamdulillah mereka mau mengerti. Dan merestuiku. Mengingat umurku yang memang sudah pantas menikah dan juga aku sudah bekerja walaupun aku masih kuliah.
Sebagai wali ku aku minta kakek, mbok ijah dan seorang Pak kiai temannya kakek sebagai saksi yang datang. Dan dari Velisa Ayah, Ibu dan paman serta saudara dekatnya hadir. Dari jauh ibuku mendoakan aku. Semua sudah siap benar-benar dalam keadaan sederhana dan seadanya. Tak ada baju pengantin, tak ada riasan, tak ada apapun yang meriah. Aku dengan lancar mengucapkan ijab qabul. Setelah itu aku pasangkan cicin itu dijari manis Velisa. kemudian mengecup tangan itu lembut. Hari itu resmilah aku suaminya.
Semenjak hari itu aku cuti kuliah dan kerja. Aku menungguinya dengan sabar. Entah kapan dia akan bangun aku tak tahu. Aku hanya terus berdoa dan berharap. Disebuah subuh yang indah. Aku terkaget ketika sentuhan lembut membelai kepala ku yang tidur pulas disamping tempat tidur itu. Aku sangat terkejut ketika dia tersenyum kepadaku. Senyum yang pertama kali aku lihat ketika distasiun kereta itu. Ya Tuhan..
“Assalamulaikum suamiku..” Ucapnya pelan dan tersenyum lagi.
Aku bangkit mengecup keningnya. Aku curahkan seluruh rasa syukur itu dalam kecupanku. Aku benar-benar bahagia ketika melihatnya.
“Jam berapa sekarang?” Tanyanya lagi.
“Jam 04.50 sayang.” Ujarku lembut. Kata “sayang” itu benar-benar sangat menyenangkan aku ucapkan.
 “Sudah subuhkan.. sayang?” Ucapnya pelan. Sambil tersenyum lalu mengerjap-ngerjapkan matanya lucu.
Aku tersenyum lalu mengagguk.Menatap matanya sedekat itu, menyentuhnya. Benar-benar membuatku bahagia.
“Sayang, kita sholat berjama’ah yuk.” Katanya lagi.
Aku mengangguk. Velisa bertayamum, aku beranjak mengambil air wudhu. Setelah itu membentangkan sajadah disamping tempat tidur Velisa yang telah aku arahkan menghadap kiblat. Lalu kami pun sholat. Dalam setiap sujudku aku curahkan beribu syukur yang tak terhingga kepada Allah SWT.
Selesai sholat, aku duduk lagi di samping temapt tidur. Velisa mengambil tanganku. Lalu mengecupnya. Aku tertegun lagi melihatnya. Melihat bagaiman dia mengecup tangan ku dengan penuh kelembutan dan sepenuh hati. Lalu telapak tanganku dia tempelkan kepipinya. Lembut sekali. Aku mengecup keningnya. Dan memeluknya pelan.
“Sayang, Aku bahagia dengan semua ini. Terimakasih karena telah mau bertanggungjawab kepadaku.” Ucapnya pelan.
Aku melepaskan pelukkanku. Membaringkannya lagi ketempat tidur.
“Sayang, Maafkan aku. Maaf waktu itu..” Kata-kataku terputus ketika tangannya mendarat dibibirku.
“Sekarang kamu suamiku. Jadi hakmu untuk menyentuhku. Dan jika waktu itu kamu melihatku sekrang telah kamu pertanggungjawabkan.” Katanya. Aku tersenyum mendengar ucapannya.
“Sayang, jika aku harus menemui-Nya lebih dahulu ikhlaskan ya. Aku menunggumu disana. Menunggu kebahagian yang kekal untuk kita berdua.” Ucapnya lagi. Aku terkejut mendengar dia berkata begitu.
“Sayang, bisakah kamu tidak mengucapkan itu ? Sungguh, sembuhlah. Mari kita jalani hari-hari kita bersama.” Jawabku.
“Tidak, tubuh ini tidak begitu kuat untuk bertahan lebih lama. Kamu tahukan.” Katanya sendu. Aku hanya mengangguk lemah.
“Hiduplah bersama cintaku.. bernafaslah karena nafasmu adalah nafasku. Biarkan terus jantung ini berdetak karena jantung ini jantungku.” Ucapnya pelan sembari meletakkan tangannya didadaku.
Aku menggenggam tangannya. Membiarkan tangan itu melekat didadaku. Dia tersenyum. Kemudian aku mengucapkan sesuatu yang benar didorong oleh perasaan membuncah-buncah. “Aku mencintaimu.. istriku.”
Mata kami bertemu. Dia tersenyum lagi. Aku mencondongkan wajahku kewajahnya. Begitu dekat. Aku kecup perlahan bibirnya. Hal yang pertama kali aku lakukan. Sungguh benar-benar tak bisa aku ungkapkan bagaimana rasanya. Lalu aku lepas perlaha kecupan itu. Tanganya erat menggenggam tanganku. Aku tertahan. Begitu dekat. Mata kami bertemu.
“Aku juga mencintaimu.” Katanya pelan. Aku tersenyum lalu mengecupnya lagi. Kecupan terakhir. Karena setelah kebehagian itu membuncah disekelilingku. Suara tut panjang dari monitor itu membuat air mataku mengalir dengan sendirinya. Aku melihatnya sekali lagi. Mata itu terkatup dalam damai. Hujan pun turun.
Aku memandang jauh keluar. Aku genggam foto itu. Foto dipadang ilalang waktu itu. Senyumnya, sinar matanya. Sampai saat ini bisa aku rasakan. Aku memegang dadaku. Mersakan degup jantungku. Degup jantungnya. Aku tersenyum.
“Tunggu aku bidadariku.”




Wednesday, 30 March 2011

Ayah si Dodol Jeleq nyo Nda si Lemang Ucuk


18 Februari 2011 :D
 
Ada apa dengan tanggal itu?? Heheh. Itu adalah hari bersejarah buat aku dan si Dia.. Hayoo siapa Dia itu??

14 Maret 2011

Ini Hari pertama kami ketemu. Di stasiun kereta api Palembang. Wehhh kok pertama kali?? emang karena sebelumnya kami nggak pernah ketemu. Ketemunya lewat telepati ajah. Hehehe

18 Maret 2011

Ini tepat sebulan kami berdua. Yihuuu dia mecahin rekor bertahan selama satu bulan. Hehe. Karena sebelum-sebelumnya aku nggak bisa bertahan selama itu sama satu cowo. hehe. Dan dia bilang mau mecahin rekor 3 Tahun aku dulu. Dan dia nggak akan biarin ada yang mecahin rekornya dia. Karena dialah yang bakalan jadi yang terakhir buat aku. Aminnnn

Dari tadi cerita dia, dia, terus Mel belum kenalin kan siapa Dia. Hehe. Namanya Hamdan Anshori Nasution. Panggil aja Hamdan or Dan. Mel nggak tahu awal mulanya kenal dia kayak gimana. Yang pasti kami akrab gara-gara sering wallan n comentan status. Udah tu sering smsan, telfonan. Mana pas sebelum jadi itu udah manggil Ayah Bunda pula. hehe. Dia sekarang lagi menuntut ilmu di UTS Jakarta. (Jauh amat yak??) Emang jauh. Tapi nggak apa deh kan demi menggapai cita-cita. Dia kuliah jurusan Tehnik Alat Berat. Berattt boo' bawak annya hihihi.

Hamdan, Lahir di Palembang 21 Oktober 1992, Hobinya musik dan maen sepak bola, makanan kesukaannya nasgor buatan nda (Loh emang pernah nyicip yah??), warna kesukaannya biru langit (Sama deh warna kesukaannya hehe), SD nya di SD 234 (56789, dst hehe), SMPnya di SMP Negeri 10 Palembang, dan SMKnya di SMK 4 Palembang. Nomor sepatunya 42, ukuran bajunya L, Ukuran Celana 32, Pasta gigi yang dipake Pepsodent Sikat giginya Formula Sabunnya Jonshon Baby Milk Soup Samphonya Lifebuoy (Kayaknya yang ini punya mel semua deh.. hehe). Nggak deng yang terakhir tadi becanda. Gegege. Oya satu lagi Mel adalah orang yang paling dia sayang selain Orangtua dan Keluarganya. Gyaaaaa!! 

Hamdan si Ayah, Dodol, Jeleq yang cakep dan keren ini Insyallah kalau diizinkan sama Allah SWT adalah yang terakhir buat Mel. Aminnnnn. Mel sayang banget sama dia. Love You Ayah si Dodol Jeleq 

Melia Love Hamdan :D







Tuesday, 29 March 2011

Pasukan Putih-Putih Kimia (P3K)

Hai semua!!
Nah, kali ini mel mau cerita nih. Tentang P3K. eitss jangan salah bukan P3K-nya Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan. Bukan juga P3K-nya Pertolongan Pertama Pada Perut Keroncongan (yang ini sih P4K kali yah Heheh :D)
Ok, P3K kali ini adalah Pasukan Putih-Putih Kimia. Kenapa mel bilang begitu? yah karena ini pasukannya dari anak kimia semua.
Pasukan Putih-Putih Kimia ini terbentuk pada hari Jum'at minggu lalu (Seolah-olah deh...dikira organisasai kali ya terbentuk.xixixi). Awalnya sih ini semua dari renacananya Departemen Kerohanian HMK (Himpunan Mahasiswa Kimia) yang mencanangkan setiap hari jum'at memakai putih-putih. Alhasil kami semua (Nggak tau kompak apa nggak. tapi emang sengaja dikompak-kompakin :p) Memakai jilbab Putih pada hari Jum'at kemarin. emang belum seluruhnya sih. Masih ada beberapa mahasiswa yang nggak memakai putih-putih.
Kami sebagai mahasiswa kmia yang taat peraturan dan tata tertib (Hadehhhhh -____-" untung nggak taat peraturan dan tata usaha or tata dado?? hihi) jadi mengikuti semua yang telah dicanangkan oleh departemen di HMK (Iya nggak ya???) sehingga pada hari jum'at kemarin memakai atasan jilbab putih. Kami awali dari atas dulu. Mungkin dikemudain hari turun kebaju. Dikemudian hari lagi turun ke rok atau sepan. dikemudian hari lagi mungkin sepatu.
Kebayangkan kalau dari ujung kepala sampe ujung kaki putih semua? Wehh yang ada ntar dikira anak kimia pada mau berangkat haji semua (Aminnnn ya Allah).
Well, pada hari itu cocoknya lagi. Yang memakai jilbab putih ini duduk dibarisan yang sama. Nah dengan kamera mel sederhana mel mengabadiakan Pasukan Putih-Putih ini. Karena momen ini tidak boleh terlewatkan (Jarang-jarang bakal kayak gini lagi! Hihi)
Dari foto ini dapat dilihat mana yang eksis sekali sampe yang malu-malu kucing kalau difoto(Padahal malu-maluin tuh gagaga :p) Dalam foto ini ada Anggun Prabawati (Nyonya Sobirin alias Mbok Wati), Retno Warianti (Nyonya Nurhadi alias Waria-nti xixi), Fefty Asnia (Nyonya NN(No Name alias dak tau namonyo)), Dika Fajriani (Nyonya Atmawijaya alias Diku-diku), Seni Metasari (si Jomblowati Alias Sen-sen), Imelda Gustiah Ningsih (Jomblowati pula alias si Meldu-meldu), Ria Usmika (Nyonya NN pule. tak tau saye namenye. hakhak) dan terakhir Meydian Elitasari (Nyonya ?? (nggak tau siapa nama aaknya)).
Ok sekian dulu deh. Nantikan cerita kami selanjutnya di episode yang akan datang :D.