Selamat Datang

Tuesday 1 November 2011

Novel Part 5 Aisyah for Zerro

Hari libur, dari pada nggak ada kerjaan dirumah. Andan mampir kerumahnya Zerro. Kebetulan juga sahabatnya itu lagi ada dirumah nggak ngapelin si Aisyah.
“Bro! makan bakso aja yuk didepan.” Ajak Zerro
“Yang jualannya bapaknya si Vea itu ya??” Tanya Andan.
“Iya.. yang gue ceritain waktu itu.” Jawab Zerro singkat.
“Ogah ah! Lo nggak liat penampilan gue hari ini?? Ntar ketemu Veanya berabe gue.” Balas Andan.
Zerro memperhatikan temannya itu dari ujung kaki sampe ujung kepala. “Salahnya lo! Ngpain kerumah gue aja make baju kayak mo kondangan gitu?”
“Ye!! Siapa yang mau kondangan! Baju gue ya kayak gini mau gimana lagi.” Bela Andan.
“Kelewat keren tau nggak gaya lo! Sebagai seorang anak cupu dan bloon. Nggak pantes banget penampilan lo hari ini.” Komentar Zerro.
“Wajar kali bro! baju gue kan nggak semuanya lusuh kayak baju sekolah gue. Jadi gimana donk? Jadi nggak nih makan baksonya? Gue juga lagi pengen nih. Jarang-jarang gue makan pinggir jalan.” Ujar Andan.
Hari libur, dari pada nggak ada kerjaan dirumah. Andan mampir kerumahnya Zerro. Kebetulan juga sahabatnya itu lagi ada dirumah nggak ngapelin si Aisyah.
“Bro! makan bakso aja yuk didepan.” Ajak Zerro
“Yang jualannya bapaknya si Vea itu ya??” Tanya Andan.
“Iya.. yang gue ceritain waktu itu.” Jawab Zerro singkat.
“Ogah ah! Lo nggak liat penampilan gue hari ini?? Ntar ketemu Veanya berabe gue.” Balas Andan.
Zerro memperhatikan temannya itu dari ujung kaki sampe ujung kepala. “Salahnya lo! Ngpain kerumah gue aja make baju kayak mo kondangan gitu?”
“Ye!! Siapa yang mau kondangan! Baju gue ya kayak gini mau gimana lagi.” Bela Andan.
“Kelewat keren tau nggak gaya lo! Sebagai seorang anak cupu dan bloon. Nggak pantes banget penampilan lo hari ini.” Komentar Zerro.
“Wajar kali bro! baju gue kan nggak semuanya lusuh kayak baju sekolah gue. Jadi gimana donk? Jadi nggak nih makan baksonya? Gue juga lagi pengen nih. Jarang-jarang gue makan pinggir jalan.” Ujar Andan.
Zerro mengetuk-ngetukkan jari kekepalanya sendiri. “Lo ganti pake baju gue aja deh.”
Lalu mereka beranjak ke kamarnya Zerro. Setelah memilih-milih akhirnya didapatlah baju yang pas untuk Andan. Tapi emang dasar aslinya Andan udah keren. Mau digimanain pun tetep aja keren.
“Ah! Percuma juga gue nyari baju terburuk. Apapun yang lo pakai tu pasti keren, Dan! Lo juga sih kenapa nggak bawa kaca mata butut lo itu. kan biar sedikit lebih jelek gitu tampang lo!” protes Zerro.
Andan hanya tertawa. Lalu kembali berkaca dicermin kamar Zerro. Memang sedikit lusuh bajunya. Mana bau juga itu baju. Tapi tetep aja bagus kalau Andan yang pake. Andan nyengir melihat dirinya sendiri dikaca.

###


Vea lagi sibuk mencuci piring ketika Andan dan Zerro datang. Andan dan Zerro langsung duduk dibangku yang udah disediain, lalu memesan bakso. Vea nggak sadar kalau dari tadi Andan merhatiin dia. Andan sangat menikmati kegiatannya melihat Vea bergerak. Sampe akhirnya si Zerro menyodorkan sebuah bakso kemulutnya.
“Jangan gede-gede ngangapnya. Bakso aja ampe bisa masuk kemulut lo!” Kata Zerro. “Udah deh makan dulu tu bakso. Nanti lagi liatin Veanya!” teriak Zerro.
Vea yang mendengar suaranya disebut menoleh kearah mereka. Lalu hanya tersenyum. Andan langsung pura-pura makan bakso. Malu ketauan ngeliatin si Vea. Ini gara-gara mulutnya si Zerro nih. Sunggutnya kesal.
Tak berapa lama mereka makan. Aisyah datang. Kali ini giliran Zerro yang tak mampu berpaling. Sampai akhirnya Andan memikirkan sesuatu hal untuk membalas Zerro.
Andan bediri menghampiri Aisyah. Berbincang-bincang sebentar. Lalu mereka berdua pergi meninggalkan tempat bakso itu. Zerro yang melihat langsung blingsatan. Cepat-cepat dia menyusul kedua orang itu. Vea yang melihat ikutan berdiri dan menyusul mereka.
Andan duduk disebuah bangku bersama Aisyah ditaman komplek. Zerro mengendap-ngendap duduk dibalik bunga. Berusaha mendengar perbincangan antara Aisyah dan Andan. Tapi sayangnya dia hanya mendengar sayup-sayup. Dan hanya bisa melihat dari jauh Aisyah tersenyum dan manggut-manggut. Hatinya Zerro langsung panas.
Zerro bangun dari tempat duduknya, lalu beranjak kearah Andan dan Aisyah setelah dekat ditariknya kerah baju Andan. Lalu menjauhi Aisyah yang terkejut melihat Zerro yang datang tiba-tiba.
Dibawah sebuah tiang. Zerro mendorong Andan kebelakang. Nafasnya memburu penuh amarah. Nggak tahu kenapa dia cemburu banget sama sahabatnya itu.
“Lo habis ngomong apaan sama Aisyah? Tega ya lo, Dan! Ngapain lo deketin Aisyah? Lo kan tau!!” Kata Zerro sambil marah.
“Gue tau apa??” tanya Andan pura-pura bego.
“Lo kan tau gue suka sama Aisyah!” Jawab Zerro sambil sedikit memelankan suaranya.
Andan menahan senyum melihat tingkah sahabatnya itu. “Ya trus? Lo kan nggak ada hubungan apa-apa sama Aisyah nggak salah donk gue deketin dia!” Balas Andan.
Zerro makin sewot. “Gini ya lo sama gue! Lo tega banget sih?? Lo jahatt banget sama gue Dan!”
“Gue jahat apanya?? Bukti udah didepan mata gue. Lo nggak ada apa-apa sama Aisyah. Lo juga palingan suka-suka doank sama dia bukannya suka beneran. Kalau lo suka beneran ngapain sampe sekarang Aisyah sama Lo nggak jadian?? Jadi bukan salah gue donk kalau gue juga masih bisa deketin Aisyah. Dia kan bukan punya siapa-siapa.” Kata Andan memanasi Zerro.
Rasanya marah Zerro udah nyampe keubun-ubun. “LO DENGER YA ANDAN NUGRAHA! GUE NGGAK CUMA SUKA-SUKA AJA SAMA AISYAH!! GUE CINTA SAMA AISYAH!!!” bentak Zerro.
Asli Andan nggak pernah liat Zerro semarah itu. Tapi kemudian Andan tersenyum. “Nah Syah, kamu denger sendiri kan? Zerro cinta sama kamu.” Ujar Andan kearah belakang Zerro.
Zerro bengong. Kaget mendengar ucapan Andan barusan. Dia nggak berani menoleh kebelakang. Dia nggak salah dengerkan tadi Andan bilang, Syah! Aisyah maksudnya. Kalau bener itu Aisyah yang dimaksud Andan. Rasanya badannya Zerro langsung beku saat itu juga.
 “Eh, kenapa lo jadi patung kayak gitu?” Tanya Andan dengan nada mengejek ke Zerro. “Tu si Aisyahnya ada dibelakang lo. Kenapa lo teriak-teriak ke gue. Lo kan bisa langsung ngomong sama dia.” Tambah Andan masih dengan nada mengejek.
Aisyah yang ada dibelakangnnya Zerro hanya tersenyum dan tertunduk malu. Vea yang berada disamping Aisyah malah ketawa. Andan makin puas saat dia melihat wajah Zerro yang berubah jadi merah abis. Rasanya kasihan juga lihat sahabatnya yang pemalu itu. Tapi kalau nggak kayak gini kapan lagi Zerro bakalan ngomong isi hatinya ke Aisyah.
“Ve! Kita pergi yuk. Kayaknya Zerro mau ngomong sesuatu hal yang penting kali ini ke Aisyah.” Ujar Andan sambil tersenyum kearah Vea.
Vea hanya mengangguk lalu berjalan menjauhi Aisyah. Lalu Andan mengikuti Vea. Tinggallah Zerro yang masih berdiri kayak patung nggak bisa berbalik. Dia nggak bisa ngontrol dirinya sendiri. Nggak bisa juga naham degup jantungnya. Udah kayak parade beduk dalam dadanya Zerro.
Aisyah hanya tersenyum melihat Zerro. “Kamu.. nggak mau ngomong? Kalau nggak aku pulang deh.” Jawab Aisyah sambil mendekati Zerro.
Zerro yang mendengar Aisyah ingin pulang. Langsung berbalik. “Jang…” katanya terhenti. Ketika dilihatnnya Aisyah kini tepat dihadapannya. Mata mereka bertemu.
“Jangan apa?” Tanya Aisyah lembut.
Zerro makin bingung. Benar-benar gugup. Beberapa kali dia mengutuk dirinya sendiri. Biasanya dia orang yang ceplas-ceplos tapi kenapa kalau ngomong hal ini susahnya minta ampun. Rasanya mulutnya dikasih lem perekat. Lidahnya keluh.
“Zerro?” tanya Aisyah lagi. “Kalau kamu diam terus aku pulang beneran nih.” Ancam Aisyah lembut.
Zerro masih nggak bisa ngapa-ngapain. Akhirnya Aisyah berbalik. Dia ingin melangkah menjauh. Tapi langkahnya terhalang oleh tangan dingin yang sedang mencengkram tangannya kuat sekali. Dia melihat tangan itu lalu memandang Zerro.
“Jangan pergi. Bisa kan disini sebentar saja.” Ucap Zerro yang menahan degup jantungnnya yang terus bertalu-talu. “Aisyah.. aku… aku cinta kamu.” Lanjutnya lagi.
Aisyah hanya tersenyum lalu melepaskan tangan Zerro dan langsung memeluk Zerro. Yang dipeluk makin kayak patung. “Aku juga cinta kamu.” Ujar Aisyah tepat ditelinga Zerro.
Mendengar itu. Zerro yang kayak patung langsung mencair. Lalu membalas pelukkan Aisyah. Hatinya senang banget. Kayaknya bunga-bunga pada berjatuhan dari langit. Dan langit yang mendung pun serasa cerah banget. Semua sudut bumi jadi terang benderang.
Vea dan Andan yang memperhatikkan dari jauh cuma senyum-senyum melihat tingkah kedua sahabatnya itu.

No comments:

Post a Comment