Selamat Datang

Monday 21 November 2011

Novel Part 6 She is Different!


Vea dan Andan berjalan beriringan dijalan setapak yang ada ditaman itu. Mereka masih tersenyum-senyum mengingat kelakuan dua sahabatnya tadi.
“Ah! Akhirnya jadian juga mereka berdua.” Ucap Vea sambil menghela nafas panjang.
Andan tersenyum. “Trus kamu kapan jadiannya Ve?” tanya spontan.

Tuesday 1 November 2011

Novel Part 5 Aisyah for Zerro

Hari libur, dari pada nggak ada kerjaan dirumah. Andan mampir kerumahnya Zerro. Kebetulan juga sahabatnya itu lagi ada dirumah nggak ngapelin si Aisyah.
“Bro! makan bakso aja yuk didepan.” Ajak Zerro
“Yang jualannya bapaknya si Vea itu ya??” Tanya Andan.
“Iya.. yang gue ceritain waktu itu.” Jawab Zerro singkat.
“Ogah ah! Lo nggak liat penampilan gue hari ini?? Ntar ketemu Veanya berabe gue.” Balas Andan.
Zerro memperhatikan temannya itu dari ujung kaki sampe ujung kepala. “Salahnya lo! Ngpain kerumah gue aja make baju kayak mo kondangan gitu?”
“Ye!! Siapa yang mau kondangan! Baju gue ya kayak gini mau gimana lagi.” Bela Andan.
“Kelewat keren tau nggak gaya lo! Sebagai seorang anak cupu dan bloon. Nggak pantes banget penampilan lo hari ini.” Komentar Zerro.
“Wajar kali bro! baju gue kan nggak semuanya lusuh kayak baju sekolah gue. Jadi gimana donk? Jadi nggak nih makan baksonya? Gue juga lagi pengen nih. Jarang-jarang gue makan pinggir jalan.” Ujar Andan.
Hari libur, dari pada nggak ada kerjaan dirumah. Andan mampir kerumahnya Zerro. Kebetulan juga sahabatnya itu lagi ada dirumah nggak ngapelin si Aisyah.

Wednesday 26 October 2011

Novel Part 4 UKS


Andan duduk diam di tempat tidur yang ada diruang UKS. Dia hanya memperhatikan Vea yang bergerak mengambil kapas dan beberapa obat. Tanpa Andan sadari dia suka sekali melihat Vea bergerak. Sangat suka.
Vea berdiri dihadapan Andan. Dia nggak bisa duduk dikursi. Karena kalau duduk dia pasti nggak bisa menjangkau kepala Andan. Berdiri begini saja tingginya hampir sama dengan tinggi Andan yang sedang duduk. Tapi kalau berdiri dia bisa leluasa melihat kepala Andan. Andan nggak sadar bahwa kepalanya sedikit tergores dan lecet. Mungkin karena banyak banget yang menyapa itu kepala hari ini kali ya.
“Udah.” Ujar Vea setelah selesai mengobati kepala Andan.
Andan hanya terus menatap wajah Vea. Nggak tahu kenapa rasanya dia ingin berlama-lama diobati oleh Vea. Rasanya kenapa lukanya nggak lebih besar lagi aja biar Vea bisa ngobatinnya lebih lama. Tapi kalau lukanya lebih besar yang ada bukannya Vea yang ngobatin malah dokter donk.
Vea menatap mata Andan. “Ada yang salah ya sama aku?” Sambil menenglengkan kepalanya kesamping kanan. Persis seperti ketika dia mengelak bola kertas itu.
Yang ditanya diam. Nggak ngejawab apapun. Terpesona.

Tuesday 25 October 2011

Novel Part 3 Beautiful Eyes VS Sweet Smile

Andan memasuki ruangan perpustakaan. Dia pusing nyariin Zerro nggak ketemu-ketemu. Jadi akhirnya memutuskan untuk keperpustakaan, niatnya mau pinjam buku buat ngerjain PR Fisika. Atau nggak, ngerjai itu PR diperpus.
Andan menelusuri rak-rak buku yang berjejer rapi. Perpustakaan lumayan sepi hari itu. Hanya ada beberapa siswa yang duduk sambil tepekur membaca buku. Suasana disini benar-benar sunyi. Kalau ada yang berisik sedikit aja pasti deh langsung dilempar apa ajah sama petugas perpustakaannya. Udah terang-terangan terpampang tulisan besar-besar DILARANG BERISIK. Jadi kalau masih saja ada yang berisik itu sangat tidak taat peraturan namanya. Seperti Andan hari ini yang bener-bener nyari ribut sama si Bapak petugas.
Baru juga mau narik satu buku. E, tiba-tiba buku lainnya ketarik dan berjatuhan kelantai menibulkan bunyi bak buk yang sangat tidak menyenangkan. Semua mata tertuju pada Andan. Termasuk mata si Bapak petugas perpustakaan. Sambil menurunkan sedikit kacamatanya. Si Bapak memandang Andan tajam. Yang dipandang salah tingkah. Lalu Andan membetulkan kembali buku-buku itu, merapikannya ketempat semula. Lalu berjalan kearah rak lain.

Andan berjalan perlahan. Sambil matanya menelusuri judul-judul buku yang tertera. Sampai akhirnya dia menemukan buku Fisika yang diinginkannya. Lalu Andan menarik buku itu namun disaat bersamaan seorang cewe juga menarik buku yang sama. Cewe itu menatap dari arah berlawanan dengan Andan. Dia lalu tersenyum melihat Andan. Melepaskan buku itu agar bisa diambil oleh Andan. Cewe itu Vea. Vea Lovisya.

Novel Part 2 BOLA KERTAS

“O.. gitu ceritanya.” Ucap Zerro sambil manggut-manggut. Setelah mendengar cerita Andan panjang lebar akhirnya Zerro mengerti kenapa Andan kesekolah naik angkot dan kenapa Andan pake handphone butut itu. Dan kenapa Andan juga pindah sekolah tentunya.
“Trus, lo dapet barang-barang itu dari mana?” Tanya Zerro lagi.
“Gue suruh Bi Surti nyariinnya dipasar loakkan. Syukur dapat semua. Hehe.” Jawab Andan ringan.
“Heuu! Pantes gue perhatiin lo lusuh banget kayak anak tukang bakso yang suka mangkal didepan gerbang komplek. Orang-orang juga nggak akan ngira lo itu anaknya Hadi Gunssmsmmsmsmsmmsmssmsmzzzmzm..” Ucapan Zerro terputus lantaran mulutnya dibekap sama Andan.

Novel Part 1 CHANGE!

“Ma, Andan udah mikir mateng-mateng. Pokonya Andan nggak akan pake apa pun. “ Ujar Andan mantap sambil melempar kunci mobilnya ke meja.
Mama Andan, hanya terbengong melihat ulah anak laki-laki satu-satunya itu. Sungguh nggak biasanya Andan kayak gini. Udah dari beberapa hari yang lalu Andan begini. Mulai dari nggak mau pake handphone bagus, gadgetnya semua dikasih ke Mama buat disimpan. Sekarang mobil juga? Apa nggak heran mamanya.

Wednesday 12 October 2011

My First Date \^--^/

Halo... halo..... Jiahhh udah lama banget nih nggak ngeblog. :D

Well, this is it post di bulan oktober yang indah ini... (maklum lagi berbunga-bunga) hehe.
Lanjutt...

9 Oktober 2011, Minggu yang indah...
Hari ini aku fikir bakalan jadi hari minggu biasanya. Ya sebagai seorang mahasiswa nggak ada kerjaan lain kalau libur tu selain di kostan ngerjain tugas ato sekedar dengerin musik. Tapi hari ini maksud hatinya aku itu pengen jalan-jalan. Yah, sedikit menghilangkan penat setelah seminggu kuliah hehe.
Dan... taraaaa... jadi deh jalan-jalannya. Tepatnya sama si Dia. Hamdan Anshori Nasution. Iya, dia baru puolang tuh kepalembang. Dan aku dikerjain lagi waktu dia pulang.. aku kira dia masih dijakarta nggak taunya dia udah dipalembang hari kamis tanggal 6 Oktober 2011. Bener-bener bikin gondok waktu itu. Tapi nggak apa-apalah kan niatnya dia bikin kejutan. hehe...

Thursday 21 July 2011

Masih Sama

Aku tersenyum.. Masih sama tetap padamu..
Aku melihat.. Masih sama tetap padamu..
Tapi..
Kau diam.. Masih sama tak mengubrisku
Kau acuh.. Masih sama tak ingin tahu

Aku berlari.. Kau mengejarku.. Masih sama menahanku..
Aku berhenti.. Kau Terpaku.. Masih sama berusaha meyakinkanku..
Aku berharap.. Kau pergi.. Masih sama tak pedulikanku..
Aku berusaha.. Kau tak mau tahu.. Masih sama begitu saja menjauhiku..

Air mata jatuh.. Masih sama berusaha membuatku tertawa..
Mulai merasa jenuh.. Masih sama berusaha untuk selalu ada..
Ada kegembiraan.. Masih sama berusaha untuk merasakan..
Butuh keyakinan.. Masih sama berusaha untuk menyakinkan..

Aku bertanya.. Kau tak jawab..
Kau berkata.. Aku tak berdaya..
Aku diam.. Kau menang..
Kau senang.. Aku menderita..

Masih sama.. Selalu begitu..

Monday 23 May 2011

Kaki-Kaki Yang Bersedih

Aku... Tampil seksi setiap hari..
Memakai High Heels Model Terkini..
Tapi Tahukah kalian?
Aku letih.. Menginjak tempat..
Yang tak pernah diridhoi..

Aku... Selalu dirawat bersih..
Seperti Tak Bercela Aku Ini..
Tapi Tahukah kalian?
Aku letih.. Terus dipamerkan..
Dan berada ditempat yang tak mesti..

Aku.. Iri..
Pada Kaki-Kaki yang Terbungkus Rapi..
Dijaga agar tetap suci..
Selalu menginjak tempat-tempat yang diridhoi..

Ya Allah, Bisakah Engkau Sadarkan Pemilikku Ini?
Agar saat aku bersaksi diakhirat nanti..
Aku bisa berbangga hati..
Menceritakan indahnya menapaki..
Lantai-Lantai Suci Rumah-MU..
Dan.. tempat-tempat yang selalu Engkau Ridhoi

Friday 29 April 2011

Satu Bidadari


Hujan turun rintik-rintik hari ini. Aku hanya tiduran dikasur hangatku. Minggu pagi yang dingin. Aku beranjak dari tempat tidur ku. Beranjak berdiri didepan cermin. Hanya sebentar lalu aku beranjak lagi kejendela. Hujan...  Benar ini hujan.. Hujan yang tiga tahun lalu mengantarku bertemu dengannya.
Masih sangat pagi. Aku bisa melihat perlahan-lahan kabut turun lalu menjadi cerah dengan diringi rintik-rintik hujan. Aku duduk termenung menatap keluar jendela. Kereta yang membawaku melaju pesat direl. Suaranya berderik-derik. Aku melirik jam ku. Masih pukul 06.15 WIB. Masih beberapa jam lagi aku sampai distasiun.
Hujan masih terus turun ketika aku sampai distasiun. Para penumpang berbondong-bondong keluar dari kereta. Aku memilih duduk ditempat tunggu penumpang. Menunggu jemputan. Beberapa kali aku menelfon kerumah kakek, tapi kakek bilang beliau tak dapat menjemput dan mengutus seseorang untuk menjemputku. Aku bertanya-tanya siapa yang rela pagi-pagi apalagi hujan begini menjemputku. Aku hanya duduk diam membaca buku. Tiba-tiba handphone ku berbunyi. Nomor tak dikenal. Aku tak menggubrisnya. Berbunyi lagi. Aku angkat dengan nada dingin.
“Halo?”
“Halo Asslamulaikum! Ardan ya? Ini Velisa. Kamu dimana Dan? Aku yang disuruh kakek buat jemput kamu.”
“Walaikumsalam. Aku diruang tunggu.” Jawabku singkat.
“Ok Aku kesana ya.”
Kemudian sambungan telfon diputus. Lima belas menit kemudian handphone ku berbunyi lagi. Nomor yang sama. Aku angkat tapi kemudian telfon itu langsung diputuskan. Seseorang mendekat. Aku terusik untuk melihat. Aku kaget ketika dia tersenyum padaku. Langkahnya pasti menuju kearahku. Gadis manis berjilbab coklat ini lalu berdiri dihadapan ku.
“Ardan ya?”
Dia tersenyum lagi, menunjukan kedua lesung pipinya. Manis. Untuk sesaat Aku terpukau. Kemudian kesadaran ku pulih lalu mengangguk.
“Velisa,” Ujarnya lalu mengulurkan tangannya.
“Ardan,” Aku membalas jabatan tangannya.
Hujan diluar berubah menjadi rintik-rintik. Kemudian berhenti. Selama itu aku mengobrol dengannya. Menunggu hujan reda. Dan selama itu aku tak bisa memalingkan pandanganku darinya. Aku hanya bertanya dalam hati. Tuhan tidak bermimpikah aku hari ini ?
Seminggu berlalu. Aku mulai terbiasa dengan kehidupan didesa kecil yang nyaman ini. Aku tahu sekarang siapa Velisa. Dia yang selalu datang merawat kakek dan membantu kakek ku selama ini. Rumahnya tidak jauh dari rumah kakek. Ayahnya seorang mantri dan ibunya seorang bidan. Kakek adalah pasien ayahnya, hampir setiap hari dia datang untuk menjenguk kakek. Walaupun kakek sudah ditemani oleh Mbok Ijah. Tetapi Velisa selalu datang untuk membantu Mbok ijah. Tak hanya membantu membersihkan rumah atau memasaak tetapi juga membantu merawat kakek. Sehingga dia dianggap kakek seperti cucu sendiri.    
Hari-hari berlalu, aku semakin akrab dengan Velisa. Dia gadis yang menyenangkan. Lucu, manis, mandiri, dan soleha. Apakah aku terlalu berlebihan jika memujinya seperti ini ? Aku sangat tertarik dengan kepribadiannya. Walaupun dia memakai jilbab tapi dia sangat simpel. Bagamana pun jilbab itu dipakainya dia tetap cantik. Dia cantik dengan sendirinya, wajahnya tak pernah berpoleskan make up, tak perlu dibuat cantik dia memang telah cantik dengan kesederhanaannya. Dia juga tak terlalu fanatik walaupun dia kurang lebih banyak tahu tentang agama tapi dia bisa mengondisikan dirinya sebagai seorang yang taat beragama dalam kehidupan yang modern.
“Ardan!”
Aku berbalik dan menghadapnya. Dia tersenyum.
“Jalan-jalan yuk!”
“Kemana?”
“Ikut aja! Yuk!”
Aku mengikutinya. Kami berjalan lumayan jauh, sambil bercerita sepanjang jalan. Dia terus menceritakan bagaimana kekagumannya dengan semua cipataan Tuhan. Dia juga menceritakan bagaimana kekagumannya pada para Nabi dan Rasul. Serta keinginannya untuk memiliki suami tamapan seperti  Nabi Yusuf, sabar seperti Nabi Ayyub, berani seperti Nabi Daud, Pintar seperti Nabi Sulaiman, dan yang pasti sorang imam dan pemimpin yang baik seperti Rasulullah SAW. Ketika dia mengatakan itu semua, aku rasanya ingin berkaca. Bisakah aku seperti itu ? Sesaat setelah itu aku seperti bermimpi menginginkannya.
Kami sampai dipadang ilalang. Sejauh mata memandang warna hijau lembut itu terbentang luas. Kami duduk dibawah pohon. Pohon yang sangat besar namun aku heran ada tangga-tangga kecil yang sepertinya memang sengaja dibuat dibatang pohon itu.
“Eh Dan, Mau lihat salah satu ciptaan Tuhan yang menakjubkan nggak?”
“Emang apa? Ada disini? Tanyaku.”
Dia mengangguk.
“ Kita naik keatas. ” Ujarnya lagi.
Dia menunjuk pohon. Lalu aku mengerti kenapa ada tangga-tangga kecil itu. Aku mengikutinya naik. Dia benar-benar terlihat telah biasa menaikinya. Lalu dengan lincah duduk sebuah dahan pohon yang besar dan kokoh. Aku duduk disampingnya.
“Lihat!” Katanya.   
Aku melihat kearah yang dia tunjuk. Bagitu melihatnya tak henti mulutku mengucapkan pujian-pujian untuk Allah SWT. Memandang padang ilalang nan hijau itu benar-benar menakjubkan. Apa lagi ketika mereka bergoyang-goyang ditiup angin lembut. Indah sekali.
Aku mengluarkan handphoneku lalu memotret keindahan ini. Kameraku arahkan ke Velisa, dia sedang menatap keindahan itu juga. Pandangannya lurus, aku menurunkan kameraku sedikit. Aku tak ingin hanya kamera ini yang memotretnya. Tapi mata ini juga akan memotretnya dan dia akan tersimpan lebih lama didalam memori otakku. Aku benar-benar terpesona, melihat bagaimana mata indah itu menatap jauh menikmati keagungan ciptaan Tuhan. Dia berbalik menghadapku. Aku gelagapkan lalu berpura-pura memotret lagi.
“Udah lihat kan ? Turun yuk!”
Aku hanya mengangguk. Tak tahu kenapa aku yang biasanya begitu biasa dengan setiap gadis yang aku temui. Aku yang biasanya selalu membuat para gadis berhenti melakukan sesuatu ketika aku berbicara. Aku yang begitu dikagumi. Tapi kini Aku yang sombong dengan semua itu. Kini hanya bisa tertunduk malu ketika Tuhan memperlihatkan padaku. Bagaimana DIA menciptakan seseorang yang sederhana ini tapi mampu membuat ku terpesona pada setiap geraknya, suaranya, bahkan saat dia berkedippun mampu membuatku terpaku.
Kami turun perlahan. Lalu Velisa berjalan kearah ilalang-ilalang itu. Aku makin terkagum ketika dia merentangkan tangannya, menikmati angin lembut membelainya, Jilbab ungunya berkibar-kibar. Aku tertegun lagi menatapnya.
“Dan, Kesini!!!”
Teriaknya mengagetkanku yang sedang menatapnya. Aku berjalan perlahan mendekatinya. Angin mulai membelai lembut tubuhku.
“Dan, mau lihat ciptaan Tuhan lagi nggak ? Ini nggak kalah indah loh ? Heheh” Ujarnya menggodaku.
“Hemm apa lagi ? Burung berkicau ? Angin ? Rerumputan yang bergoyang ini ?” Tanya ku jahil sambil mengambil salash satu ilalang kemudian mengarahkan ujungnya kehidungnya.
Dia berlari-lari menghindar ketika aku terus saja mengejarnya dengan batang ilalang itu. Aku tahu dia tak tahan geli. Kami menjauh dari pohon itu. Sepertinya sekarang kami telah begitu jauh masuk kepadang ilalang itu. Velisa berhenti, sambil memintaku untuk berhenti mengejarku dan mengelitiknya. Aku tertawa, membuang ilalang itu.
“Haduhhh Dan, capek! Kamu sih jahil banget,” Katanya lalu mendekat kearahku.
“Hahaha, Kamu sih Vel lucu sekali. Mudah banget geli.”
“Huft, kan wajar kalau aku orangnya penggeli. Aku kan cewe. Hehe” Ujarnya lalu memainkan matanya dengan berkedip-kedip lucu.
Aku menjitak kepalanya lembut. “Cewe dari mana ? cewe kok naik-naik pohon gede, maennya dipadang ilalang, makannya banyak, kalau naik skuter ngebut,” cerocosku.
Aku mengingat beberapa hari lalu ketika dia makan siang dirumah kakek dan lalu mengajakku kepasar naik skuternya. Aku rasanya sepot jantung saat itu. Aku hanya tersenyum mengingatnya. Aku melihatnya lagi. Dia sedang cemberut. Aku terpingkal-pingkal melihat ekspresi wajahnya. Pastilah dia cemberut karena perkataan ku tadi.
“Terus ajah deh ngejek aku. Nyesel loh ntar ngejek aku.” Katanya masih cemberut.
“Kesel kenapa emang ?” Tanya ku berhenti tertawa.
“Iya, nggak bisa lihat keindahan ciptaan Tuhan lainnya. Heheh” Ujarnya.
“Emang apa sih ?” Tanyaku penasaran.
“Mau tahu? “
“He’eh!” Kataku sambil mengangguk.
“Ini yang lagi dihadapan kamu ini. Ciptaan Tuhan yang paling langka dan limited edtion! Hehe” Katanya lalu tertawa.
Aku langsung ingin menjitak kepalanya. Dia menghindar lalu berlari lagi. Aku menangkap tangannya. Lalu menariknya kearahku. Dan kemudian dia terdorong kehadapanku. Aku menunduk melihat wajahnya tepat didaguku. Dia masih kaget karena tiba-tiba aku tarik. Lalu dia mendongak. Mata kami bertemu, Tuhan bisakah waktu diberhentikan untuk saat ini saja. Dia begitu terasa dekat. Dekat sekali. Rasanya aku ingin memeluknya, rasanya aku ingin merengkuhnya. Aku melepas tanganku. Jantungku berdegup kencang, aku sadar apa yang aku lakukan salah. Dia lalu mengerjap-ngerjapkan matanya lucu, lalu tersenyum. Dan menjulurkan lidahnya padaku. Lalu berlari lagi. Aku hanya terpaku. Masih bisa terlihat sinar dimata itu, masih bisa terasa kedekatan itu.
Kesadaranku kembali lalu melihatnya, dia hanya beberapa langkah dariku. Tersenyum. Aku bertanya-tanya apakah dia mendengarkan detak jantung ini. Benar-benar tak bisa aku kendalikan. Aku mengambil handphoneku. Lalu membidik kamera ku kearahnya. Setiap dia tersenyum, setiap dia bergerak, setiap mata itu berkedip. Aku ingin terus melihatnnya.
Tak terasa dua minggu lagi aku akan pulang kerumah. Rasanya aku tak siap dan tak akan siap untuk meninggalkan desa kecil ini. Meniggalkan mata indah itu, meninggalkan senyum manis itu, meninggalkan kedipan manja itu. Ya Tuhan jantungku terus berdegup kencang ketika mengingatnya.
Hari itu aku beranikan diri main kerumahnya. Sesuatu hal yang sudah ku lakukan sebenarnya. Tapi kali ini berbeda. Aku belum pernah keperkarangan belakang rumahnya. Dan Velisa juga tak pernah mengizinkan ataupun mengajakku kesana. Entahlah, dia seperti menyembunyikan sesuatu disana. Perkarangan itu ditutupi tembok tinggi, namun ada pintu kecil menuju kesana. Pintu kecil itu terletak disebelah kanan dan agak menjorok kebelakang. Aku tahu itu ketika aku bertanya apa yang ada dibalik tembok dan pintu kecil itu. Tapi dia hanya menjawab bahwa itu halaman belakang rumahnya.
Aku beberapa kali mengetuk pintu rumah itu. Tetapi tak ada juga yang menjawab. Mungkin Ayah dan Ibu Velisa sedang pergi. Tetapi kemana Velisa ? Tak biasanya sore-sore begini pintu terkunci dan Dia tak ada dirumah.
Aku berjalan kesamping rumah rasa penasaran ku timbul ketika melihat pintu kecil itu. Aku perlahan mendekatinya. Lalu aku dorong, tidak terkunci. Aneh. Lalu aku masuk. Halaman belakang  yang sangat luas. Tumbuh beberapa pohon disana, dan ada banyak pot-pot bunga kecil. Yang berisi bunga-bunga yang terawat dengan baik. Lalu tak berapa lama aku bisa melihat padang ilalang.  Aku berjalan pelan, menuju sebuah pohon.  Dari jauh aku seperti melihat sesorang yang duduk diatas snadaran bangku dibawah pohon itu. Merentangkan tangannya. Aku mendekat.
Aku benar-benar terpaku kali ini. Senyumnya terus mengebang, membiarkan angin membelai lembut rambutnya yang hitam panjang. Lalu dia berhenti merentangkan tangannya. Kepalanya ditekukkan kekanan. Dia tersenyum, menyingkirkan rambutnya dari wajahnya yang cantik. Lalu perlahan membuka matanya. Masih tersenyum. Lalu memandang ilalang itu dengan tatapan yang selalu aku rindukan sinarnya. Lalu dia berdiri merentangkan tangannya. Ketika angin semakin kencang berhembus lalu kemudian dedaunan yang telah lemah dari tangkainya berguguran jatuh ketanah. Aku benar-benar terpukau. Dia keindahan yang benar-benar indah. Tuhan benar-benar menciptakannya dengan segala keindahannya. Dibalik dedaunan yang berjatuhan itu aku bisa melihat dia tersenyum, senyum yang akan aku ingat selalu. Sebuah senyum dari seorang.. Bidadari.   
Aku masih tak sadar, ketika raut wajah itu berubah seketika melihatku. Air mata itu menetes dari pipinya. Velisa berlari kencang masuk kedalam rumahnya. Pintu belakang itu ditutup dengan kasar olehnya. Ya Tuhan. Aku lupa! Aku sedang memandangnya dari tadi. Aku sedang melihat apa yang dia sebut aurat. Ya Tuhan, Ya Tuhan! Itu adalah hal yang sangat berharga bagi Velisa. Yang sangat dia jaga. Yang sangat Bearti untuknya. Ya Tuhan. Kesadarnku kembali aku berlari mengejarnya. Menggedor pintu tak ada jawaban. Lalu keluar dari pintu kecil itu. Sungguh aku menyesal sekali. Ini adalah perbuatan yang sangat aku sesali, membuat sinar mata itu redup karena kecerobohanku yang tak bisa menahan diri. Aku benar-benar benci diriku sendiri. Aku kembali kedepan menggedor-gedor pinti depan sambil memanggilnya. Tapi tak juga ada yang menjawab. Baru kali ini rasanya aku ingin menangis karena rasa penyesalan yang sangat dalam dihatiku. Entah kenapa melihat butir-butir itu jatuh hatiku terluka. Rasanya sesuatu yang sangat kasar menarik jantung ku keluar tanpa ampun. Sakit sekali.
Semenjak hati itu. Aku tak pernah melihat Velisa. Hari kepulanganku telah tiba. Aku benar-benar ingin melihatnya untuk terakhir kalinya. Aku benar-benar memberanikan diri kali ini untuk datang kerumahnya. Bertekad untuk meminta maaf. Jika pun aku akan diminta bertanggung jawab aku akan lakukan. Asalkan aku tak melihat lagi butir-butri itu jatuh.
Aku sudah berada didepan rumahnya. Ketika aku melihat ayah Velisa memasukkan tas kedalam mobilnya. Aku mendekatinya.
“Maaf pak, Velisa ada?”
Ayah Velisa melihatku. Lalu tersenyum.
“Ardan. Ada waktu untuk ikut bapak sebentar?”
Aku hanya mengangguk. Aku bertekad apapun yang dilakukan Ayah Velisa terhadapku aku terima ini salahku. Aku ikut naik kemobil itu. Mobil terus melaju dijalan kecil lalu kejalan besar. Perjalanan terasa cukup lama. Karena aku dan Ayah Velisa hanya berdiam diri. Aku heran ketika kami masuk kesebuah rumah sakit. Aku terus mengikuti Ayah Velisa masuk kerumah sakit itu. Aku fikir dia mungkin ada keperluan sebentar dirumah sakit itu. Tapi aku salah, salah besar..
Aku terpaku didepan pintu kayu. Ada kaca kecil yang melekat dipintu itu yang membuat aku bisa melihatnya. Velisa terbaring kaku. Beberapa selang melekat ditubuhnya. Bunyi tut tut beriringan dengan garis naik turun yang ada dimonitor itu. Aku merasakan tubuhku mati saat itu juga.
Ayah Velisa datang mendekatiku. Dia berbicara tanpa aku minta.
“Velisa menderita lemah jantung udah dari kecil, dia tidak bisa terlalu senang ataupun terlalu sedih bahkan terlalu lelah. Setelah hari dimana kamu melihatnya, Dan. Dia menangis tak henti-henti, 3 hari berturut-turut. Dia benar-benar merasakan kehilangan sesuatu yang sangat berharga. Setiap hari isak tangis itu beriringi dengan ayat-ayat Al-Qur’an yang terus dia lantunkan. Sebagai orangtua kami benar-benar merasakan kepedihannya. Hari keempat, Velisa tak bisa bertahan. Kami tak mendengar lagi ayat-ayat Al-Qur’an itu dilantunkan. Dia benar-benar melawan rasa sakit ditubuhnya dengan rasa sakitnya kehilangan hal yang berharga itu baginya. Karena itu dia bertahan selama 3 hari. Dokter yang merawatnya selama ini pun heran. Bagaimana dia bisa bertahan selama itu. Oya Dan, ada pesan dari Velisa. Ini..” Kata ayah Velisa. Lalu menyodorkan sebuah kertas.
“Kertas itu kami dapat dalam genggamannya. Membacanya kami bingung Dan. Sebagai orang tua kami sejujurnya tak tahu harus berbuat apa. Dengan kondisinya yang begini. Dengan keadannya begini. Apa mungkin kamu..”
“Aku akan menikahi Velisa pak. Hari ini juga.” Ucapku tegas setelah membaca tulisan singkat itu.
Untuk yang selalu dalam lindungan Allah SWT, Ardan.
Maukah kamu menikahiku ?
Hanya itu yang ditulisnya. Hanya itu yang dia minta padaku yang telah melihatnya. Dia tidak minta ganti rugi atau apapun. Iya, yang harus aku lakukan adalah bertanggungjawab. Tak hanya kepada orang tuanya. Tetapi pada-Nya Allah SWT. Karena telah benar-benar berdosa.
Hari itu juga aku menghubungi orangtua ku. Meminta restu, alhamdulillah mereka mau mengerti. Dan merestuiku. Mengingat umurku yang memang sudah pantas menikah dan juga aku sudah bekerja walaupun aku masih kuliah.
Sebagai wali ku aku minta kakek, mbok ijah dan seorang Pak kiai temannya kakek sebagai saksi yang datang. Dan dari Velisa Ayah, Ibu dan paman serta saudara dekatnya hadir. Dari jauh ibuku mendoakan aku. Semua sudah siap benar-benar dalam keadaan sederhana dan seadanya. Tak ada baju pengantin, tak ada riasan, tak ada apapun yang meriah. Aku dengan lancar mengucapkan ijab qabul. Setelah itu aku pasangkan cicin itu dijari manis Velisa. kemudian mengecup tangan itu lembut. Hari itu resmilah aku suaminya.
Semenjak hari itu aku cuti kuliah dan kerja. Aku menungguinya dengan sabar. Entah kapan dia akan bangun aku tak tahu. Aku hanya terus berdoa dan berharap. Disebuah subuh yang indah. Aku terkaget ketika sentuhan lembut membelai kepala ku yang tidur pulas disamping tempat tidur itu. Aku sangat terkejut ketika dia tersenyum kepadaku. Senyum yang pertama kali aku lihat ketika distasiun kereta itu. Ya Tuhan..
“Assalamulaikum suamiku..” Ucapnya pelan dan tersenyum lagi.
Aku bangkit mengecup keningnya. Aku curahkan seluruh rasa syukur itu dalam kecupanku. Aku benar-benar bahagia ketika melihatnya.
“Jam berapa sekarang?” Tanyanya lagi.
“Jam 04.50 sayang.” Ujarku lembut. Kata “sayang” itu benar-benar sangat menyenangkan aku ucapkan.
 “Sudah subuhkan.. sayang?” Ucapnya pelan. Sambil tersenyum lalu mengerjap-ngerjapkan matanya lucu.
Aku tersenyum lalu mengagguk.Menatap matanya sedekat itu, menyentuhnya. Benar-benar membuatku bahagia.
“Sayang, kita sholat berjama’ah yuk.” Katanya lagi.
Aku mengangguk. Velisa bertayamum, aku beranjak mengambil air wudhu. Setelah itu membentangkan sajadah disamping tempat tidur Velisa yang telah aku arahkan menghadap kiblat. Lalu kami pun sholat. Dalam setiap sujudku aku curahkan beribu syukur yang tak terhingga kepada Allah SWT.
Selesai sholat, aku duduk lagi di samping temapt tidur. Velisa mengambil tanganku. Lalu mengecupnya. Aku tertegun lagi melihatnya. Melihat bagaiman dia mengecup tangan ku dengan penuh kelembutan dan sepenuh hati. Lalu telapak tanganku dia tempelkan kepipinya. Lembut sekali. Aku mengecup keningnya. Dan memeluknya pelan.
“Sayang, Aku bahagia dengan semua ini. Terimakasih karena telah mau bertanggungjawab kepadaku.” Ucapnya pelan.
Aku melepaskan pelukkanku. Membaringkannya lagi ketempat tidur.
“Sayang, Maafkan aku. Maaf waktu itu..” Kata-kataku terputus ketika tangannya mendarat dibibirku.
“Sekarang kamu suamiku. Jadi hakmu untuk menyentuhku. Dan jika waktu itu kamu melihatku sekrang telah kamu pertanggungjawabkan.” Katanya. Aku tersenyum mendengar ucapannya.
“Sayang, jika aku harus menemui-Nya lebih dahulu ikhlaskan ya. Aku menunggumu disana. Menunggu kebahagian yang kekal untuk kita berdua.” Ucapnya lagi. Aku terkejut mendengar dia berkata begitu.
“Sayang, bisakah kamu tidak mengucapkan itu ? Sungguh, sembuhlah. Mari kita jalani hari-hari kita bersama.” Jawabku.
“Tidak, tubuh ini tidak begitu kuat untuk bertahan lebih lama. Kamu tahukan.” Katanya sendu. Aku hanya mengangguk lemah.
“Hiduplah bersama cintaku.. bernafaslah karena nafasmu adalah nafasku. Biarkan terus jantung ini berdetak karena jantung ini jantungku.” Ucapnya pelan sembari meletakkan tangannya didadaku.
Aku menggenggam tangannya. Membiarkan tangan itu melekat didadaku. Dia tersenyum. Kemudian aku mengucapkan sesuatu yang benar didorong oleh perasaan membuncah-buncah. “Aku mencintaimu.. istriku.”
Mata kami bertemu. Dia tersenyum lagi. Aku mencondongkan wajahku kewajahnya. Begitu dekat. Aku kecup perlahan bibirnya. Hal yang pertama kali aku lakukan. Sungguh benar-benar tak bisa aku ungkapkan bagaimana rasanya. Lalu aku lepas perlaha kecupan itu. Tanganya erat menggenggam tanganku. Aku tertahan. Begitu dekat. Mata kami bertemu.
“Aku juga mencintaimu.” Katanya pelan. Aku tersenyum lalu mengecupnya lagi. Kecupan terakhir. Karena setelah kebehagian itu membuncah disekelilingku. Suara tut panjang dari monitor itu membuat air mataku mengalir dengan sendirinya. Aku melihatnya sekali lagi. Mata itu terkatup dalam damai. Hujan pun turun.
Aku memandang jauh keluar. Aku genggam foto itu. Foto dipadang ilalang waktu itu. Senyumnya, sinar matanya. Sampai saat ini bisa aku rasakan. Aku memegang dadaku. Mersakan degup jantungku. Degup jantungnya. Aku tersenyum.
“Tunggu aku bidadariku.”




Wednesday 30 March 2011

Ayah si Dodol Jeleq nyo Nda si Lemang Ucuk


18 Februari 2011 :D
 
Ada apa dengan tanggal itu?? Heheh. Itu adalah hari bersejarah buat aku dan si Dia.. Hayoo siapa Dia itu??

14 Maret 2011

Ini Hari pertama kami ketemu. Di stasiun kereta api Palembang. Wehhh kok pertama kali?? emang karena sebelumnya kami nggak pernah ketemu. Ketemunya lewat telepati ajah. Hehehe

18 Maret 2011

Ini tepat sebulan kami berdua. Yihuuu dia mecahin rekor bertahan selama satu bulan. Hehe. Karena sebelum-sebelumnya aku nggak bisa bertahan selama itu sama satu cowo. hehe. Dan dia bilang mau mecahin rekor 3 Tahun aku dulu. Dan dia nggak akan biarin ada yang mecahin rekornya dia. Karena dialah yang bakalan jadi yang terakhir buat aku. Aminnnn

Dari tadi cerita dia, dia, terus Mel belum kenalin kan siapa Dia. Hehe. Namanya Hamdan Anshori Nasution. Panggil aja Hamdan or Dan. Mel nggak tahu awal mulanya kenal dia kayak gimana. Yang pasti kami akrab gara-gara sering wallan n comentan status. Udah tu sering smsan, telfonan. Mana pas sebelum jadi itu udah manggil Ayah Bunda pula. hehe. Dia sekarang lagi menuntut ilmu di UTS Jakarta. (Jauh amat yak??) Emang jauh. Tapi nggak apa deh kan demi menggapai cita-cita. Dia kuliah jurusan Tehnik Alat Berat. Berattt boo' bawak annya hihihi.

Hamdan, Lahir di Palembang 21 Oktober 1992, Hobinya musik dan maen sepak bola, makanan kesukaannya nasgor buatan nda (Loh emang pernah nyicip yah??), warna kesukaannya biru langit (Sama deh warna kesukaannya hehe), SD nya di SD 234 (56789, dst hehe), SMPnya di SMP Negeri 10 Palembang, dan SMKnya di SMK 4 Palembang. Nomor sepatunya 42, ukuran bajunya L, Ukuran Celana 32, Pasta gigi yang dipake Pepsodent Sikat giginya Formula Sabunnya Jonshon Baby Milk Soup Samphonya Lifebuoy (Kayaknya yang ini punya mel semua deh.. hehe). Nggak deng yang terakhir tadi becanda. Gegege. Oya satu lagi Mel adalah orang yang paling dia sayang selain Orangtua dan Keluarganya. Gyaaaaa!! 

Hamdan si Ayah, Dodol, Jeleq yang cakep dan keren ini Insyallah kalau diizinkan sama Allah SWT adalah yang terakhir buat Mel. Aminnnnn. Mel sayang banget sama dia. Love You Ayah si Dodol Jeleq 

Melia Love Hamdan :D







Tuesday 29 March 2011

Pasukan Putih-Putih Kimia (P3K)

Hai semua!!
Nah, kali ini mel mau cerita nih. Tentang P3K. eitss jangan salah bukan P3K-nya Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan. Bukan juga P3K-nya Pertolongan Pertama Pada Perut Keroncongan (yang ini sih P4K kali yah Heheh :D)
Ok, P3K kali ini adalah Pasukan Putih-Putih Kimia. Kenapa mel bilang begitu? yah karena ini pasukannya dari anak kimia semua.
Pasukan Putih-Putih Kimia ini terbentuk pada hari Jum'at minggu lalu (Seolah-olah deh...dikira organisasai kali ya terbentuk.xixixi). Awalnya sih ini semua dari renacananya Departemen Kerohanian HMK (Himpunan Mahasiswa Kimia) yang mencanangkan setiap hari jum'at memakai putih-putih. Alhasil kami semua (Nggak tau kompak apa nggak. tapi emang sengaja dikompak-kompakin :p) Memakai jilbab Putih pada hari Jum'at kemarin. emang belum seluruhnya sih. Masih ada beberapa mahasiswa yang nggak memakai putih-putih.
Kami sebagai mahasiswa kmia yang taat peraturan dan tata tertib (Hadehhhhh -____-" untung nggak taat peraturan dan tata usaha or tata dado?? hihi) jadi mengikuti semua yang telah dicanangkan oleh departemen di HMK (Iya nggak ya???) sehingga pada hari jum'at kemarin memakai atasan jilbab putih. Kami awali dari atas dulu. Mungkin dikemudain hari turun kebaju. Dikemudian hari lagi turun ke rok atau sepan. dikemudian hari lagi mungkin sepatu.
Kebayangkan kalau dari ujung kepala sampe ujung kaki putih semua? Wehh yang ada ntar dikira anak kimia pada mau berangkat haji semua (Aminnnn ya Allah).
Well, pada hari itu cocoknya lagi. Yang memakai jilbab putih ini duduk dibarisan yang sama. Nah dengan kamera mel sederhana mel mengabadiakan Pasukan Putih-Putih ini. Karena momen ini tidak boleh terlewatkan (Jarang-jarang bakal kayak gini lagi! Hihi)
Dari foto ini dapat dilihat mana yang eksis sekali sampe yang malu-malu kucing kalau difoto(Padahal malu-maluin tuh gagaga :p) Dalam foto ini ada Anggun Prabawati (Nyonya Sobirin alias Mbok Wati), Retno Warianti (Nyonya Nurhadi alias Waria-nti xixi), Fefty Asnia (Nyonya NN(No Name alias dak tau namonyo)), Dika Fajriani (Nyonya Atmawijaya alias Diku-diku), Seni Metasari (si Jomblowati Alias Sen-sen), Imelda Gustiah Ningsih (Jomblowati pula alias si Meldu-meldu), Ria Usmika (Nyonya NN pule. tak tau saye namenye. hakhak) dan terakhir Meydian Elitasari (Nyonya ?? (nggak tau siapa nama aaknya)).
Ok sekian dulu deh. Nantikan cerita kami selanjutnya di episode yang akan datang :D.



Sunday 20 February 2011

Jatuh Cinta = Belajar Berbohong, Benarkah ?

Jatuh cinta.. sering kali kata ini terdengar.. Kata ini sangat mudah dipahami.. Kata yang sering dilontarkan jika seseorang merasakan susatu yang berbeda terhadap orang lain yang dia suka.. Tapi ketika kata ini di pisahkan, menjadi jatuh dan cinta, apakan kita akan mudah memahaminya? Mungkin kita akan mengerti pada kata jatuh. Tapi apa kah kita juga bisa memahami Kata Cinta? Kata yang sulit sekali mencari defenisinya. Kata yang mudah diucapkan tapi terkadang kita tak mengerti maknanya.
Jatuh Cinta.. zaman sekarang anak SD pun tahu kata ini. Walaupun mereka tak paham sama sekali maknanya. Jatuh cinta, adalah salah satu kegiatan yang membuat kita belajar untuk berbohong. Kenapa begitu? Coba perhatikan pasangan yang sedang jatuh cinta. Ketika si Cantik mencubit si Tampan, dan si Tampan berteriak kecil kesakitan. dan si Cantik bertanya "sakit?" si Tampan pun akan menjawab "Ah.. Nggak.". Pertanyaannya adalah, sejak kapan di cubit itu tidak sakit? Kecuali seseorang itu sudah tidak memiliki indra perasa. mungkin itu tidak akan jadi sakit.
Itu hanya sebagian contoh kecil. Sebenarnya tindakan berbohong itu hanya untuk menjaga perasaan pasangan kita. Tapi sebenarnya itu malah melatih kita untuk berbohong. Pernah dengar kata ini "Satu kebohongan akan menimbulkan kebohongan-kebohongan lainnya.". Dan itu benar sekali, nyatanya orang yang jatuh cinta lebih banyak bohongnya dari pada jujurnya.
Memang sih, berbohong kepada yang kita cintai itu hanya untuk menjaga perasaan dan agar si dia nggak marah atau ngambek. Tapi sampai kapan kita harus membohongi diri kita sendiri juga? Selama apa kita bisa bertahan untuk menjaga perasaan orang lain dan melukai perasaan sendiri? Sekuat apa kita bisa menahan sakit untuk orang yang kita cintai? iya kalau orang itu juga merasakan hal yang sama. Nah, jika tidak?
Karena itu hati-hati lah Jatuh Cinta, jika kamu tak ingin jadi seorang pembohong maka beusahalah untuk jujur pada yang kita cintai. sekali pun itu menyakitkan tapi dimana-mana jujur itu lebih baik. :)

Friday 18 February 2011

Kimia Oh Kimia

Kimia atau bahasa lainnya Chemical or Chemistry. Perkenalan pertama Mel sama si Kimia ini saat Mel masuk kelas 1 SMA. Tapi tahu ajah dijadwal hari itu pelajaran ada pelajaran Kimia, tapi nggak tahu Kimia itu gimana. Hehehe.
Setelah akhirnya belajar Kimia tahu apa yang Mel fikirin tentang Kimia? Kimia itui sangat membosankan dan menyusahkan. Upss.. itu kan dulu waktu masih SMA. itu juga karena tiap pelajaran Kimia mel nggak pernah deh dapat nilai bagus. Sampai akhirnya Mel berfikir, kenapa sih Kimia itu sngat sulit di mengerti. Di Kelas 3 setelah nilai anjlok dikelas dua akhirnya Mel berusaha untuk mengerti si Kimia ini. dan Alhamdulillah. Akhirnya Sedikit Mel taklukan Dia di kelas tiga. Tapi itu masih sedikit sekali. Belum sepenuhnya si Kimia ini jatuh hati sama Mel. Dia baru hanya melirik belum melihat (Seolah-olah dehh hehe)
Nah, itu jadi buat Mel makin penasaran sama si Kimia ini. Heumm. Sesulit itukah Kimia? Ouu ternyata.. emang sulit.. hehe. Buktinya ajah nih Kimia mel pas kuliah tambah melorot nilainya. hehe. Yah mungkin sekarang Mel hanya bisa berusaha untuk menaklukkannya. Walaupun si Kimia belum berhasil Mel buat jatuh hati, tapi Mel udah sangat jatuh hati sama si Kimia. hoho.
Mel nggak akan berhenti untuk mengerti pada si Kimia. Nggak akan juga berhenti karena lelah menghadapinya. Tapi yang da Mel sekarang semakin penasaran. Pengen deh Mel punya Guru Privat yang ngajarin Mel tentang si Kimia, tapi siapa? Ibaratnya nih yah. Guru ini menjadi Mak Comblangnya Mel dan si Kimia. Hohoho
Heum jadi sodara-sodara adakah yang ingin jadi Mak Comblang saya?? haha

_"Kisah Seorang Pelacur dan Anaknya yang Soleha"_

Bunda….

Malam ini seperti malam sebelumnya..

Kau duduk di depan cermin..

Merias diri mu secantik mungkin..

Bunda..

Bisakah kau tak pergi malam ini..

Temani aku mengaji..

Ceritakan aku tentang kisah para nabi…

Bunda…

Kau tak pernah melewati waktu menghadap-Nya

Tapi kenapa waktu yang lainnya…

Kau gunakan untuk pekerjaan seperti ini..

Bunda..

Kau tau itu tidak halal..

Tapi kenapa kau tetap jalani itu..

Berhentilah Bunda biarkan aku yang bekerja…



Ananda..

Bunda harus pergi..

Bunda tahu kau terus gelisah hati..

Tapi satu pesan bunda…

Jangan turuti jalan Bundamu ini..





Bunda..

Kau yang ajari aku sholat..

Kau yang ajari aku puasa..

Kau tamankan padaku ahlak mulia..

Tapi kenapa kau sendiri begitu adanya..

Bunda..

Lihatlah tetes air mataku ini..

Hentikan semuanya..

Marilah kita kerja yang baik dihadapan-Nya



Ananda..

Terlalu banyak dosa bunda..

Bunda tak mampu melepas ini semua..

Bunda telah terjerat didalamnya..

Dan tak mampu keluar dari ini semua..

Ananda..

Jadilah wanita soleha..

Tuntutlah Ilmu setinggi mungkin..

Jaga apa yang harus kau jaga..

Bunda bahagia memilikimu yang berahlak baik..

Bunda bangga bisa mendidikmu jadi yang lebih baik..

Ingat ananda…

Kau buah hati bunda…

Tapi Jangan turuti jalan bunda…

Berjalanlah dijalan-Nya..

Karena jalan yang kau tempuh itu..

Akan jadi Jalan bunda untuk menuju Surga..

Seandainya Aku Jadi..

Hari ini aku duduk terdiam melihat pemandangan unik yang ada disekitar ku. Terpaku menatap betapa kerasnya hidup didunia ini.
Aku duduk menunggu ketika seorang anak kecil mendekatiku. Pakainnya lusuh, tapi celana sekolah yang ia kenakan membuat aku tahu anak ini pastilah masih bersekolah. Aku bayangkan seandainya anak kecil itu aku.
Aku yang dengan tergesa-gesa pulang dari sekolah, mengambil gitar kecilku dan kantong kecilku. Merekalah sahabatku sepulang sekolah. Melawan terik matahari yang menyengat kulit. Melawan kerasnya kehidupan. Semua ini harus aku lakukan. Siapa yang akan membantu orang tua ku jika tidak aku. Mungkin kehidupan boleh tidak adil dengan masa kecil ku tapi suatu saat kehidupan harus tersenyum bersamaku.
Aku berlari kecil ketika lampu merah itu menyala, mendekati kaca-kaca gelap yang tak aku tahu siapa dibaliknya. Kaca-kaca gelap itu selalu tersenyum menatapku , mereka memantulkan wajah lugu nan lusuh yang apa adanya dihadapanku. Aku membalasnya dengan tersenyum getir. Aku mulai memainkan gitarku, bernyanyi semampuku. Entah apa yang orang katakan dibalik kaca hitam itu tentangku, tapi aku akan terus bernyanyi untuk koin-koin receh yang sangat berharga bagiku.
Tak jarang orang-orang dibalik kaca itu menghinaku, mencelaku, bahakan berkata kasar padaku. Tapi aku hanya bisa tersenyum untuk mereka. Mungkin dengan itu mereka mengharagai suaraku. Tapi ada juga orang-orang ramah yang memberiku tak sekedar koin-koin receh berharga itu tapi juga kertasusang yang begitu aku sayang-sayang. Tersenyum aku setiap melihat kertas itu, walau usang masih jelas terlihat angka-angka dengan tiga angka 0 berada di belakang angka 1. Dengan gambar pahlawan yang aku kenal dari gambar dinding dikelas ku.
Aku sangat senang menghitung kertas-kertas itu. dan aku juga sangat suka jika koin-koin berharga itu memenuhi separuh kantongku. Paling tidak cukuplah untuk membuat ibu tersenyum menyambutku pulang nanti. Setidaknya pulang nanti aku bisa menikmati sedikit nasi dengan lauk yang sering orang bilang dengan telur mata sapi.
Terkadang aku iri dengan teman-temanku, yang bisa bermain kesana kemari, yang diantar jemput tiap hari, yang punya baju seragam rapi, yang selalu sarapan setiap pagi. Tapi aku tetap bersyukur dengan kehidupan ini. Setidaknya aku bisa mengenal bagaimana kerasnya hidup ini. Sehingga jika aku berada dititik tertinggi suatu saat nanti aku tidak akan takut dengan titik terendah ini.
:))

Namaku " Melia Love Yanti"

Aneh emang.. Tapi begitulah adanya. jangan heran law aku di panggil love sama orang. krna emng gitu nama aku. aku gx mrah kok. tp jangan ajah sambil manggilnya ada makna lain. hehe
Well, Nama lengkap aku Melia Love Yanti. aslinya sih Meilia Lovi Yanti. kenapa bisa berubah gitu??
Ini bermula karena waktu SD ijazah aku namanya jd Melia love Yanti. jd deh ortu aku potong kambing lg gra2 aku ganti nama.haha
Gx deng... yah yg pasti skrang nama aku Melia Love Yanti. pecaya gx pcya emng gitu.
gx pecaya boleh deh lihat Akte kelahiran aku, ijazah aku, KTP aku, pasport aku law perlu boleh deh aku tunjukin. hehe
Oya walau nama aku Melia Love Yanti tp dirumah aku sering dipanggil Vevi. aslinya sih pangggilan aku Vivi. Berhubung ujung dari Lovi berubah jd Ve Makanya jadi Vevi.
Lain panggilan dirumah lain juga disekolah dan tempat aku kuliah. Banyak sih yang manggil aku Melia atau Vevi. Tp ada juga yang manggil aku Love, Lopek, or Luph.
asal mereka seneng jah deh gx papa manggil aku gitu. jangan ja nama bagus2 gitu malah di panggil memed gx lucu kan. hehe
emang sih kadangan law punya cowo, cowo aku tu cemburu sama orang yang manggil aku love yah karena kesannya gimana gitu.. tp itulah resiko law mo jadi cowo aku. harus siap dengerin orang manggil Love ke aku. dan jangan cemburu. kenapa? karena itu bukan salah mereka kok.. karena emang nama aku gitu. hehe
Heumm,,, nama aku itu punya arti juga lohe. karena berhubung banyak orang ngartiin nama aku tu Melia Cinta Yanti. aku jelasin deh.. Arti nama aku tu Buah cinta di bulan Mei. Makanya ada love-love nya gitu.. bukan bearti bokap aku namanya Yanti n nyokap namanya Melia. hehe
Kadang lucu juga sih dengerin orang yang bilang gitu. tp gx papa lah.. Hehe
Saya maklum mas, mbak, neng, kang, wak, bik, nyak, babe,,, apalahh hihihi
Heuummm segitu jah deh penjelasannya.. hehe
yang pasti... Nama aku tu _*Melia Love Yanti*_

Chemistry Girls

Hai semua :)
Kenalin, Nama ku Melia. Lengakpnya Melia Love Yanti. Mel kuliah di salah satu universitas negeri di palembang (tp setau mel universitas negerinya cuma satu deh di palembang neh :p). Mel kuliah di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (calon guru ceritanya nehh :D) alias FKIP. Jurusan nya? jangan ditanya deh.. hehe. Kenapa? karena law Mel kasih tau pasti deh nganga mulutnya. (awas kemasukan laler. haha) Nggak deng. Mel masuk dijurusan Pendidikan Kimia. kenapa Mel milih kimia? karena dulunya Mel paling pusing kalau ngadepin kimia. Mel pengen buktiin law Mel tu bisa kok kimia. Mel pengen buat kimia tu jatuh hati sama Mel. hohoho. Alhasil inilah Mel sekarang Mahasiswi Pendidikan Kimia semester 4.
Dalam kelas Mel ada 43 Murid (law gx salah.) sebenernya pas pertama masuk sih ada 45. Dari 45 Mahasiswa ini cuam 6 mahluk cowo nya. Sisanya cewe semua. Kebayangkan betapa rame nya kelas kami yang notabene mahluk didalamnya adalah PEREMPUAN. Hehehe.
Dikelas kami cewe-cewenya pada manis n cantik loh (termasuk Mel xixix.:p). Tapi pada narsis juga! hehe. jangan deh law ada kamera pasti deh exsis semua. gagaga.
Sangking exsisnya nih mel banyak foto-foto dari semester 1 ampe semester 4. Jangan Ditanya deh jumlahnya berapa. yang pasti dimana pun dan kapan pun kalau ada kamera pasti deh foto-foto. Mo dikelas, mo dijalan, lagi duduk-duduk, lagi nuggu dosen, bahkan lagi BELAJAR pun ada fotonya. hahaha 
Nah yang mel upload nih salah satu foto terbaru kami disemseter 4. Walaupun nggak semuanya sih yang ikut foto. Tapi cukuplah mewakili seluruhnya hehe. Mel kenalin yah satu-satu : Yang pake jilbab rada kuning itu namanya Arrahma Nurizka, orangnya manis banget deh trus alim juga. tapi law diajak gila-gilaan heumm.. ilang tu manisnya. Hehe. Trus jilbab hitam disamping Rahma nanya Ettri Jayanti, Diatas Etri itu Sri Hartini. Nah si Sri ini anak baru dikelas (gyaaa!)  itu kata Pak Andi loh.. hehe. Karena dia baru pake jilbab. Hehe. Dibawahnya Etri ada Fitri Aprilianti, cewe ndut yang paling ogah ngebahas tentang berat badan (Mel paling suka ngeldekin berat badannya hihihi Jahil!). Disamping Fitri itu Seni Metasari si mungil tetapi punya otak cemerlang (lebay dah ahh.) haha. Ok selanjutnya di samping Sri Itu Elviani Barus, dari namanya ajah udah ketauan orang medan. hehe. nah disebelah Elvi itu Melia Love Yanti. Yah, hanya cewe biasa-biasa ajah sih, pinter nggak, cakep nggak, gendut nggak, pokonya nggak semua deh (Cewe juga nggak. Nah loh!). Nah yang diatas Mel itu namanya Dika Fajriani si embem eitss si chuby. Warning! ini orang suka gigit hahaha. dibawah Mel itu namanya Fefty Asnia, baru ajah ultah nih orangnya hehe. Trus di sampingnya itu Si Anggun prabawati alias Anjooooonn. Pacarnya namanya Mamas. Dia suka banget mukul kaki Mel law Mel duduknya kayak cowo. xixixi. Nah Sebelahnya lagi itu Namanya Retno Warianti alias Mama Eno. xixixi. Trus Sebelahnya lagi ada Ria Usmika yang laptopnya rusak mulu. Heumm buang ajah yah tu Leppy kelaut haha. Oya dua diatas itu Namanya Anita H Simbolon dan Luciana Mentari yang satunya dari Medan satunya lagi dari Bengkulu.
Nah itulah sekilas tentang CEWE KIMIA 2009.
tunggu ajah cerita selanjutnya tentang kami :D

Sunday 16 January 2011

Jika Ia Sebuah Cinta


jika ia sebuah cinta…..ia tidak mendengar…namun senantiasa bergetar….
jika ia sebuah cinta…..ia tidak buta..namun senantiasa melihat dan merasa..
jika ia sebuah cinta…..ia tidak menyiksa..namun senantiasa menguji..
jika ia sebuah cinta…..ia tidak memaksa..namun senantiasa berusaha..
jika ia sebuah cinta…..ia tidak cantik..namun senantiasa menarik..
jika ia sebuah cinta…..ia tidak datang dengan kata-kata..namun senantiasa menghampiri dengan hati..
jika ia sebuah cinta…..ia tidak terucap dengan kata..namun senantiasa hadir dengan sinar mata..
jika ia sebuah cinta…..ia tidak hanya berjanji..namun senantiasa mencoba
memenangi..
jika ia sebuah cinta…..ia mungkin tidak suci..namun senantiasa tulus..
jika ia sebuah cinta…..ia tidak hadir karena permintaan..namun hadir karena ketentuan…
jika ia sebuah cinta…..ia tidak hadir dengan kekayaan dan kebendaan…
namun hadir karena pengorbanan dan kesetiaan…
Perlakukan setiap cinta seakan cinta terakhirmu, baru kamu akan belajar cara memberi.
Perlakukan setiap hari seakan hari terakhirmu, baru kamu akan belajar cara menghargai.
Jangan pernah menyerah, ingatlah bahwa kasih yang paling indah dan sukses yang terbesar, mengandung banyak resiko. Yakinlah pada dirimu ketika kamu berkata : Aku mencintaimu