Selamat Datang

Tuesday 25 October 2011

Novel Part 1 CHANGE!

“Ma, Andan udah mikir mateng-mateng. Pokonya Andan nggak akan pake apa pun. “ Ujar Andan mantap sambil melempar kunci mobilnya ke meja.
Mama Andan, hanya terbengong melihat ulah anak laki-laki satu-satunya itu. Sungguh nggak biasanya Andan kayak gini. Udah dari beberapa hari yang lalu Andan begini. Mulai dari nggak mau pake handphone bagus, gadgetnya semua dikasih ke Mama buat disimpan. Sekarang mobil juga? Apa nggak heran mamanya.

“Andan kenapa sih sayang? Kalau kamu nggak pake mobil trus kamu mau kesekolah dan jalan naek apa? Kemarin kunci motor udah kamu kasih ke Mama sekarang Mobil juga. Ada apa sih sama anak Mama ini?” Kata Mama Andan sambil mengelus kepala buah hatinya itu dengan lembut.
Andan hanya bungkam. Dadanya masih sesak dipenuhi amarah. Dia sudah nggak tahan. Hari ini, untuk kesekian kalinya Dia tahu bahwa cewe-cewe yang selama ini deketin Andan, jalan sama Andan cuma buat morotin Andan aja.
Masih berkelebat didalam benak Andan. Sheila, pacar Andan sedang duduk-duduk ngerumpi sama temen-temennya disebuah café. Andan sengaja mau kasih kejutan ke Sheila. Dengan mengendap-ngendap dia duduk didekat tempat yang diduduki Sheila dan teman-temannya. Hatinya masih sangat senang waktu itu. Sebelum Dia mendengar pembicaraan Sheila dan temannya.
“Sheil, gila yah lo! Keren banget tas lo! Wuihh. Mau gue…” Kata Elssa sambil megang-megang tas baru Sheila.
“Ya Ampun, Sheil!! Gue baru nyadar ini tuh LV Pink yg kita liat waktu itu kan?? Gila lo! Cepet banget dapetnya.” Seru Ginna nggak kalah sama Elssa.
“Ya donk! Sheila gitu. Gue kemarin diantara dua pilihan tahu! Sumpah gue bingung banget. Antara LV Monogram Suede Whisper Fuchsia atau LV Mahina Neo Blue Ciel. Tapi gue pilih yang ini LV Monogram Suede Whisper Fuchsia. Karena Pinknya itu loh nggak tahan gue. Lo tau ndiri gue paling nggak betah lihat yang pink-pink cantik gini. Gatel tangan gue kalau nggak dapetinnya.” Jelas Sheila panjang lebar.
“Beruntung banget sih lo Sheil, uhh. Gue mau..” Ujar Elssa sambil masang wajah pengen setengah mampus sama itu tas.
“Eh, tapi lo dapet duit dari mana Sheil? Nggak mungkin kalau lo ngerengek ama nyokap lo! Tau gue lo lagi dihukum karena lo boros abis bulan ini.” Tanya Ginna.
“Ah, Elo! Kayak nggak tau gue ajah. Buat apa punya pacar tajir kalau nggak dimanfaatin.” Jawab Sheila santai.
“Gila! Lo morotin Andan lagi nih ceritannya? Bukannya kemarin lo baru dibeliin tas Guess yang harganya selangit itu?” Kata Elssa sambil melototin matanya.
“Ah, gue nggak morot tuh. Andannya aja yang bego. Mau aja nurutin kemauan gue.” Jawab Sheila santai.
“Eh, lo tu nggak mikir-mikir ya Sheil. Bangkrut tau nggak Andan lama-lama jalan ama lo!” Komentar Ginna.
“Peduli Amat dia bangkrut. Dia bangkrut gue cari baru. Masih ada tuh si Niccolas yang lagi nugguin gue kalo si Andan bangkrut.” Jawab Sheila dengan nada santai.
Andan yang dari tadi mendengar bukannya hanya panas telinganya tapi juga panas hatinya. Dia masih dengar tawa cekikikan ketiga cewe itu. Andan ingin sekali rasanya melabrak Sheila saat itu juga. Tapi Dia berusaha tenang. Lalu berjalan keluar dari café itu. Untung Dia tadi berniat untuk membuat Sheila terkejut coba kalau tadi Dia langsung menyapanya nggak mungkin Dia dapat kenyataannya kayak gini. Walau sedikit kecewa tapi Andan tetap bersyukur. Matanya benar-benar dibukakan oleh Allah.
Sebenarnya Andan udah membulatkan tekadnya dari kemarin-kemarin. Tapi beberapa kali Sheila protes. Demi cewe yang disayang-sayangnya itu Dia tetap bertahan dengan hanya membawa mobilnya aja. Sedangkan barang-barang mewah lainnya udah Dia serahin ke Mamanya. Tapi kali ini, Andan harus memberi semuanya. Dia benar-benar ingin dirinya tanpa semua kemewahan itu. Andan juga udah capek dikelilingi orang-orang yang nyatanya hanya ingin memanfaatkan Andan.
Andan teringat Zerro. Zerro sahabat Andan sejak kecil. Zerro sahabat yang Andan lupakan semenjak Andan bergaul dengan anak-anak kolongmerat lainnya. Andan teringat kembali ucapan Zerro waktu itu.
“Andan, kalau lo fikir dengan semua kemewahan itu lo bisa dapat kebahagiaan lo salah! Suatu saat lo bakalan sadar betapa kemawahan itu nggak berarti sama sekali. Betapa kemewahan itu malah akan menipu lo.”
Andan tahu, Dia yang memilih jalan yang salah ini. Zerro sangat sederhana, Zerro memang bukan dari keluarga konglomerat seperti Andan. Ayah Zerro adalah sahabat sekaligus orang kepercayaan Ayah Andan. Sejak kecil Zerro sering diajak Ayahnya main kerumah Andan. Hubungan Andan dan Zerro renggang semenjak Andan bergaul dengan anak-anak konglomerat lainnya. Awalnya semua itu karena Andan merasa terus dipojokkan dengan ejekkan-ejekkan teman-temannya itu kalau Andan adalah anak konglomerat palsu. Karena Andan selalu tampil sederhana dan tidak mempunyai gedget-gedget bermerk seperti mereka. Andan sadar, Zerro benar. Kemewahan hanya menipu.
“Ma, Andan mau pindah sekolah ketempat Zerro sekolah ya?” Ujar Andan tiba-tiba. Semakin mengagetkan Mamanya.
“Sayang, kamu yakin mau pindah?” Tanya Mama Andan lagi masih heran.
“Yakin, Ma!” Jawab Andan tegas. Lalu meninggalkan Mamanya yang terbengong-bengong.
###
Andan memasuki gerbang sekolah barunya. Sekolah ini hampir sama mewahnya dengan sekolah Andan dulua. SMA Tunas Harapan. Saingan terberat SMA lama Andan. Tapi bedanya disini tak hanya anak konglomerat yang bersekolah, anak-anak kurang mampu yang berprestasi dibidang akademik bahkan olahraga pun bisa dapat beasiswa dan bersekolah disini. Makanya SMA ini hampir tiap tahun dapat penghargaan. Berbeda dengan sekolah lama Andan yang menang nama karena isinya anak orang berada semua.
Andan celingukkan mencari seseorang. Zerro. Andan sudah meminta maaf sama Zerro atas kesalahannya yang lalu. Tapi dasar memang Zerro sahabat yang baik. Selama ini dia tidak pernah mengaggap semua itu salah. Dia menjauhi Andan karena Zerro nggak mau juga nanti Andan jelek reputasinya karena berteman dengan orang yang nggak punya apa-apa. Mendengar itu Andan jadi semakin merasa bersalah. Tapi Andan berjanji akan memperbaiki semuanya.

“Hei!” Sapa Zerro tiba-tiba.
“Ah! Elo! Kaget gue!”
“Heheh. Maaf bro! habis gue udah nuggu dari tadi lo-nya belom nongol-nonggol jadi tadi gue kekantin bentar laper gue. Baru deh balik lagi kesini, tapi taunya lo udah dateng duluan. Sambil celingak-celinguk kayak ayam ayan. Rada pangling gue liat lo tadi.” Kata Zerro lucu.
“Weehh! Elo tu ya! Nggak berubah ya bro. Masih aja ngelucu. Haha.” Tawa Andan lalu bejalan mengiringi Zerro. “Sorry, lama. Nugguin angkotnya ngetem dulu tadi.” Ujar Andan.
Zerro berhenti berjalan. Memandangi sahabatnya. “Angkot?? Bukannya lo dianter supir tadi?” Tanya Zerro heran.
Andan ikutan behenti. Lalu memandang Zerro sekilas. “Iya Angkot. Emangnya kenapa sih? Salah gue naek Angkot?”
Belum lagi Zerro menjawab. Tiba-tiba Nada dering Soulful terdengar. Andan mengeluarkan Handphone dari kantongnya.
“Iya Ma? Ada apa? O… Andan udah di sekolah kok. Iya. Iya. Udah dulu Ma bentar lagi masuk.” Lalu Andan memasukkan lagi Handphonenya kedalam sakunya.
Andan memandang Zerro heran. Zerro memandang Andan penuh tanya. Mereka saling pandang-pandangan. Sampe akhirnya bel masuk berbunyi mengagetkan mereka.
“Lo dapat Handphone zaman jabot itu dari mana??” Akhirnya keluar juga kata-kata itu dari mulut Zerro.
Andan memandang sahabatnya yang memasang wajah penuh tannya itu. Lalu tergelak tawa. Zerro makin heran melihat sahabatnya yang bertingkah aneh banget itu. “Ntar ajah gue ceritain.” Kata Andan sambil merangkul bahu Zerro lalu menyeretnya berjalan lebih cepat.

1 comment: